Dunia esports sebenarnya sangat mirip dengan dunia olahraga konvensional. Kamu juga memerlukan 4C (Concentration, Confidence, Control dan Commitment) yang selama ini membuat seorang atlet olahraga bisa menggapai performa puncaknya.
Hari ini kami akan fokus pada poin pertama, yaitu konsentrasi. Sebagian besar atlet menemukan kalau konsentrasi atau kemampuan untuk fokus secara efektif pada yang ada di depan kita dan mengabaikan seluruh gangguan bisa menjadi salah satu kunci performa yang baik.
Apa Itu Konsentrasi
Beberapa atlet olahraga mengibaratkan konsentrasi itu seperti shower, hanya dinyalakan ketika kita dibutuhkan dan harus dimatikan ketika sedang tidak digunakan. Tujuannya agar kamu selalu bisa konsentrasi ketika dibutuhkan. Yang jadi masalah adalah, ada banyak atlet yang kehilangan variabel ini di tengah-tengah kompetisi dan mereka tidak berhasil mengembalikannya dengan segera.
Konsentrasi terbagi-bagi menjadi beberapa bagian. Mereka adalah eksternal luas, eskternal sempit, internal luas dan internal sempit.
Eksternal luas melibatkan penilaian luar dalam bentuk analisa kondisi dan situasi yang terjadi di pertandingan. Eksternal luas kerap digunakan dalam menganalisa pertahanan, taktik, dan kelemahan lawan.
Eksternal sempit melibatkan aksi yang bisa dilakukan oleh sang atlet. Sebagai contoh, seorang atlet esports bisa menjalankan taktik flanking pada lawan yang memiliki support yang kuat di Overwatch.
Internal luas berhubungan dengan analisa internal yang melibatkan aksi dan reaksi kita dalam menghadapi tantangan ataupun lawan kita.
Internal sempit berhubungan dengan persiapan yang kita lakukan untuk menghadapi sebuah pertandingan.
Beda Konsentrasi dan Perhatian
Istilah perhatian dan konsentrasi sering diartikan sama, padahal kedua istilah tersebut memiliki perbedaan yang mencolok.
Perhatian merupakan proses kesadaran langsung terhadap informasi yang diterima untuk memutuskan suatu tindakan. Sedangkan konsentrasi adalah kemampuan seseorang untuk memusatkan perhatian pada rangsang yang dipilih dalam waktu tertentu. Artinya, proses terjadinya konsentrasi selalu didahului oleh adanya perhatian seseorang terhadap satu objek yang dipilih. Dengan kata lain, konsentrasi merupakan perhatian dalam rentangan waktu yang lama.
Yang Menghilangkan Konsentrasi
Mirip dengan bagian-bagian konsentrasi, kita bisa membagi-bagi yang menghilangkan konsentrasi menjadi dua bagian, internal dan eksternal.
Gangguan internal berasal dari dalam diri kita, mulai dari pikiran, kekhawatiran dan mental. Jackson & Csikezentmihalyi (1999) menunjukkan bahwa pengganggu internal seperti kekhawatiran atau pemikiran yang tidak relevan menyebabkan atlet kehilangan konsentrasi. Mari kita lihat tiga gangguan internal utama.
Kekhawatiran Akan Masa Depan
Kekhawatiran akan masa depan membuat seorang atlet berpikir terlalu dalam dan melupakan inti atau konsentrasi yang dibutuhkan untuk memenangkan pertandingan. Sebagai contoh, kita bisa saja takut dengan lawan kita selanjutnya sehingga kalah di babak sebelumnya, alias kalah sebelum berhadapan dengan musuh yang kita takuti.
Pemikiran yang tidak relevan ini menghancurkan konsentrasi yang dimiliki oleh seorang dan memakai kapasitas berpikir yang seharusnya digunakan sang atlet selama bertanding.
Terganjal Masa Lalu
Mirip dengan masa depan, masa lalu juga bisa menjadi sebuah pengganggu yang tidak bisa dielakkan dengan mudah. Misalnya seorang atlet Tekken 7 melepas combo penting di saat genting, ada kemungkinan besar dia akan melakukan hal yang sama di pertandingan berikutnya atau malah melempem setelah satu kesalahan fatal tersebut.
Kelelahan
Kelelahan juga menjadi salah satu faktor yang bisa menghilangkan kemampuan konsentrasi seorang atlet. Latihan yang dilalui seorang atlet dan beban yang dihadapinya bisa memicu kelelahan yang berujung pada hilangnya konsentrasi ketika mengadapi atau berada di tengah-tengah pertandingan. Hal ini bakal mempengaruhi performa dan kemampuan mengambil keputusan seorang atlet esports.
Gangguan eksternal adalah stimulus yang berasal dari lingkungan yang bisa mengalihkan perhatian dengan mempengaruhi panca indra kita.
Gangguan Audio
Suara yang bising menyebabkan gangguan konsentrasi serius, terutama dalam permainan yang mengandalkan aba-aba atau penanda yang berasal dari suara. Pada esports, beberapa game menekankan pentingnya audio atau suara untuk mengenali setiap kondisi yang kita hadapi. Gangguan sekecil apapun yang bisa menembus headset, akan berakibat sangat fatal bagi para atlet esports.
Gangguan Visual
Gangguan visual juga memiliki perilaku yang mirip-mirip dengan gangguan audio. Seorang atlet bisa saja kehilangan konsentrasinya ketika melihat bendera, penonton yang bersorak-sorai, atau bahkan papan nilai. Gangguan konsentrasi yang satu ini nyaris tidak bisa dihindari terutama di big match.
Baca juga: Panduan Memilih Monitor Gaming, Sebuah Perlengkapan Wajib untuk Atlet Esports
Efek Konsentrasi Terhadap Performa Atlet Esports
Konsentrasi yang baik memiliki banyak efek positif bagi atlet esports. Efek yang paling jelas terlihat biasanya datang dari hasil yang pertandingan yang stabil dan tidak terpengaruh dengan kondisi emosi maupun lingkungan.
Bila sang atlet memiliki kemampuan dan performa yang mumpuni, maka kita bakal bisa melihat peningkatan jumlah kemenangan dalam setiap pertandingan yang dilaluinya. Selain itu sang atlet akan dengan mudah menerapkan strategi yang sudah dipelajari atau melakukan berbagai improvisasi yang disesuaikan dengan kondisi lapangan.
Sebaliknya bila konsentrasi hilang atau tidak terlatih, maka kita akan melihat hasil pertandingan yang acak dan tanpa pola walaupun atlet tersebut berhadapan dengan lawan yang memiliki kemampuan atau performa di bawah sang atlet.
Latihan untuk Meningkatkan Konsentrasi
Seringkali terdengar ucapan pelatih yang menghimbau kepada seorang atlet untuk berkonsentrasi. Tetapi kalau sang atlet tidak pernah dilatih konsentrasi maka dia tidak akan mengerti bagaimana cara berkonsentrasi.
Pada prinsipnya latihan konsentrasi dapat ditingkatkan sama seperti aspek fisik dan teknik, yaitu melalui berbagai latihan. Kamu bisa mencoba latihan pertama dengan cara fokus pada sebuah objek saat pertandingan belum dimulai. Setelah kamu fokus, tarik nafas dalam-dalam sembari mengingat-ingat detil objek yang tadi dilihat. Proses mengingat-ingat ini menjadi rangsangan terbatas yang akan memusatkan pikiran kamu.
Cara yang kedua bisa dilakukan dengan sengaja menerima gangguan yang kemudian diselesaikan dengan menarik nafas dalam-dalam. Dengan menerima gangguan yang terkontrol diharapkan seorang atlet dapat melakukan pembiasaan sehingga akhirnya kebal terhadap hal-hal eksternal yang bisa memecah konsentrasi.
Cara yang terakhir bisa dilakukan dengan menggunakan bahasa tubuh. Ketika sang atlet melakukan kesalahan, biasakan untuk berdiri tegak dengan tangan mengepal, mata yang diangkat dan dagu ditarik ke bawah. Cara berdiri ini membuat seseorang merasakan kalau dirinya sangat kuat. Dengan bahasa tubuh seperti ini, diharapkan kesalahan yang dilakukan tidak terlalu mempengaruhi performa sang atlet.
Sebaliknya jangan pernah berdiri membungkuk dengan pundak yang turun ke bawah. Sebab hal ini akan membuat sang atlet merasa lemah dan dapat terbaca dengan jelas oleh lawan, sehingga bisa menjadi petunjuk kondisi mental sang atlet.