Kalau diibaratkan sebuah barang, monitor adalah sebuah buku yang meceritakan interaksi kita di dalam game. Karena merupakan salah satu aset vital yang turut mempengaruhi performa bermain, memilih monitor gaming tidak boleh sembarangan.
Karena memilih monitor gaming sangat penting bagi gamer atau calon atlet esports, maka kami memutuskan untuk membuat panduannya di bawah ini.
Mengenal Spesifikasi Monitor
Kita memiliki banyak monitor di pasaran dengan berbagai spesifikasi yang mungkin terdengar asing bagi sebagian orang. Daripada kamu meraba-raba sendiri apa makna spesifikasi yang disodorkan pembuat hardware, lebih baik kamu membacanya di bawah ini.
Kami akan membahas apa itu refresh rate, response time, input lag. Berbagai jenis panel yang tersedia di pasaran hingga panel Quantum Dot, G-Sync vs. Freesync, dan yang tidak kalah penting adalah berbagai konektor yang tersedia di pasaran.
Refresh Rate vs. Response Time vs. Input Lag
Walaupun terdengar mirip, sejatinya refresh rate dan response time mewakili dua hal yang berbeda. Refresh rate menunjukkan seberapa cepat monitor tersebut mampu menggambar image dalam setiap detiknya. Satuan yang digunakan adalah Hz dan biasanya sebuah televisi memiliki refresh rate 60Hz. Semakin tinggi angka refresh rate maka semakin banyak frame atau image yang bisa ditampilkan oleh monitor tersebut dalam setiap detiknya.
Sedangkan response time adalah waktu yang dibutuhkan sebuah piksel pada sebuah panel melewati proses GTG (grey to grey). Angka yang muncul di response time menunjukkan seberapa cepat panel yang kamu gunakan memproses input yang diberikan. Selain GTG kita juga mengenal BTB (black to black) yang biasanya bakal menunjukkan angka response time yang jauh lebih besar lagi ketimbang GTG.
Terkadang beberapa orang menyamakan arti response time dengan input lag, padahal keduanya sangat berbeda.
Kalau kita membicarakan input lag, maka kita harus membicarakan spesifikasi hardware yang mengeluarkan input, spesifikasi port yang digunakan, spesifikasi monitor, dan yang paling akhir, kualitas unit controller (keyboard, mouse, stick dan lain sebagainya) yang digunakan.
Beberapa faktor di atas sangat mempengaruhi input lag sebuah sistem sehingga penyamaan antara response time dengan input lag adalah sebuah kesalahan, karena sejatinya keduanya tidak berhubungan secara langsung.
Secara gamblang input lag bisa diartikan sebagai waktu yang dibutuhkan sebuah sistem untuk memunculkan sebuah hasil di layar monitor, setelah adanya pemberian perintah secara langsung pada input fisik atau controller.
TN vs. IPS vs. VA
TN dan IPS adalah beberapa inisial yang kerap muncul ketika kita membicarakan monitor. Sebenarnya singkatan-singkatan di atas tersebut mengacu pada panel yang digunakan. TN adalah Twisted Nematic sedangkan IPS adalah In-Plane Switching.
Panel TN adalah panel yang sering kita temui di LCD ataupun LED. Panel ini memiliki harga yang murah dan refresh rate yang tinggi. Satu-satunya kelemahan dari panel TN adalah dia hanya mampu menampilkan 6bit per RGB, jadi totalnya hanyalah 18bit.
Karena kelemahan tersebut panel TN tidak mampu menghadirkan true color atau yang lazim disebut sebagai 24bit. Satu-satunya cara untuk menampilkan warna 24bit adalah dengan menggunakan metode dhittering atau gentaran yang bakal memosisikan seluruh layer warna dalam bentuk titik-titik kecil yang berjumlah jutaan.
IPS adalah teknologi panel ciptaan Hitachi yang memposisikan molekul kristal untuk bergerak parararel dengan panel ketimbang bergerak tegak lurus. Perubahan ini menyebabkan IPS memiliki warna yang lebih baik, warna hitam yang lebih dalam dan view angle yang lebih luas. Panel IPS memiliki harga yang lebih tinggi ketimbang TN, tetapi dengan refresh rate yang jauh lebih rendah. Karena itulah, monitor dengan Panel IPS sekarang hadir di deretan monitor gaming.
VA (Vertical Aligment) adalah sebuah panel yang dikembangkan oleh Sharp. Pada intinya teknologi panel VA hadir di tengah-tengah TN dan IPS. Bisa dibilang VA tidak secepat TN tetapi memiliki akurasi warna dan view angle yang lebih baik ketimbang TN. Saat ini masih banyak produsen hardware gaming yang menggunakan VA, tetapi posisinya mulai tergeser dengan panel IPS yang semakin murah.
Setelah membaca penjelasan jenis-jenis panel yang ada di atas, kamu bakal sedikit banyak bisa mengira-ngira harga yang harus kamu keluarkan untuk tipe panel tertentu. Urutannya biasanya seperti ini, TN, VA dan terakhir IPS. Sebuah monitor gaming yang menggunakan panel TN cenderung dibandrol lebih murah ketimbang yang menggunakan panel lainnya dengan ukuran yang sama.
Sebenarnya selain ketiga panel di atas, masih ada banyak panel lainnya yang bertebaran di pasaran. Seperti misalnya PLS, S-PLS, AFFS, S-PVA dan banyak lagi. Tetapi saya tidak akan menjelaskan panel-panel tersebut di sini karena kebanyakan monitor gaming dengan refresh rate 120Hz ke atas menggunakan ketiga panel yang saya sebutkan di atas.
Quantum Dot Panel
Tampilan Quantum Dot menggunakan titik kuantum (QD), atau nanocrystals semikonduktor. Quantum Dot dapat memancarkan cahaya, atau hanya mengubahnya pada LCD LED-backlit. Saat ini, semua produk komersial seperti TV menggunakan Quantum Dot dan biasanya disebut sebagai teknologi QLED.
Quantum Dot memiliki tampilan yang setara dengan IPS tetapi dengan refresh rate lumayan tinggi yang bisa menyamai TN dengan harga yang lebih rendah dari IPS.
Walaupun Quantum Dot memiliki harga yang komeptitif di luar negeri, tetapi di Indonesia karena tergolong baru harga monitor dengan panel Quantum Dot masih sangat tinggi. Mungkin dalam beberapa tahun Quantum Dot akan lebih kompetitif di Indonesia.
G-Sync vs. Freesync
G-Sync dan Freesync adalah jawaban Nvidia dan AMD atas masalah screen tearing dan stuttering yang kerap terjadi di dalam game.
Screen tearing dan stuttering adalah efek yang terjadi karena perbedaan antara jumlah frame yang dihasilkan oleh kartu grafis per detik, dengan refresh rate monitor. Jadi ketika layar kamu sedang menggambar satu frame di monitor sementara kartu grafis sudah menggambar frame berikutnya, sehingga muncullah sebuah gambar yang terlihat saling menimpa dan memotong veritkal. Biasanya screen tearing sangat terlihat pada objek-objek vertikal di dalam game.
V-Sync sempat menjadi satu-satunya solusi memecahkan masalah ini, tetapi sayangnya V-Sync mengunci frame output dengan refresh rate monitor. Padahal GPU belum tentu bisa menghadirkan frame rate yang stabil di angka 60Fps. Efeknya, jika frame rate GPU drop di bawah 60 maka V-Sync akan menghasilkan input lag karena GPU harus menunggu frame selesai digambar. Satu-satunya cara untuk menjinakkan V-Sync adalah dengan menggunakan hardware dengan spesifikasi di atas optimal.
Pada intinya V-Sync bekerja tanpa melibatkan output yang bervariasi dan komunikasi antara GPU dan monitor. Untuk menghilangkan kelemahan ini Nvidia dan AMD menghadirkan teknologi adaptive sync yang bernama G-Sync dan Freesync.
Kedua teknologi ini jadi sangat penting ketika kita memilih monitor gaming, pasalnya keduanya bekerja dengan cara yang berbeda dan memiliki harga yang berbeda pula.
G-Sync melibatkan sebuah modul hardware yang ditanam di monitor. Nvidia menetapkan biaya lisensi untuk penggunaan modul tersebut. Di sisi lain Freesync bisa digunakan secara gratis (software base) pada monitor manapun sehingga monitor-monitor yang menggunakan Freesync lebih murah ketimbang G-Sync.
Pada dasarnya G-Sync adalah metode adaptive sync yang memanfaatkan modul hardware yang ditanam di dalam monitor, sementara itu Freesync berbasiskan driver yang bisa digunakan pada monitor dan GPU yang mendukung Freesync.
HDMI vs. DVI vs. Displayport
HDMI atau “High-Definition Multimedia Interface” adalah sebuah port yang bisa membawa sinyal video dan audio yang tidak terkompresi. Kesederhanaan penggunaan HDMI menjadikannya sebuah port yang hampir selalu hadir di setiap televisi modern.
HDMI mendapat banyak revisi sejak tahun 2002. Versi paling akhir dari HDMI adalah versi 2.0 di mana pada versi tersebut terdapat peningkatan bandwith hingga 18Gbits per detik. Peningkatan ini ditujukan untuk mengantisipasi resolusi 4K (3,840 x 2,160) yang semakin banyak digunakan konsumen.
Dalam dua spesifikasi yang berbeda (4K dan 1080p), HDMI sanggup menangani framerate 60Hz untuk 4K dan 144Hz untuk resolusi 1080p.
DVI merupakan kepanjangan dari Digital Visual Interface. Port ini mirip dengan HDMI karena banyak tersedia di monitor-monitor PC. Tetapi sejatinya DVI sudah mendekati akhir hayatnya karena digusur HDMI dan Displayport.
DVI memiliki banyak tipe yang dibedakan melalui huruf di belakangnya. Ada DVI-A (sinyal analog), DVI-D (sinyal digital) and DVI-I (gabungan digital dan analog). Untuk DVI-D dan DVI-I, keduanya memiliki versi single dan dual link.
Perbedaan dari single-link dan dual-link terletak pada bandwith yang bisa dibawa oleh konektor ini. DVI-D atau DVI-I single-link memiliki bandwith 3.96Gbit per detik, sementara dual-link memiliki bandwith hingga 7.92Gbit per detik. Resolusi maksimum yang bisa dicapai oleh DVI-D dual-link adalah 1080p 144Hz.
Saat HDMI 2 belum menjadi standar, Displayport tiba-tiba muncul dan mengalahkan HDMI untuk urusan bandwith. Hadir dengan kecepatan 17.28Gbits per detik, Displayport sanggup menghadirkan resolusi 3,840 x 2,160 dengan 60Hz. Versi paling baru dari Displayport (1.3 dan 1.4) memiliki kapasitas bandwith yang lebih besar lagi dengan kecepatan 25.92Gbits per detik sehingga bisa menangani resolusi 4K dengan refresh rate 144Hz.
Kehadiran Displayport tersebut membuka pintu kemungkinan untuk menghadirkan resolusi 7,680 x 4,320 atau yang biasa disebut sebagai 8K.
Memilih Monitor Gaming Idaman
Setelah kamu berkenalan dengan segala variabel yang mungkin dipertimbangkan pada sebuah monitor gaming, sekarang kamu bisa mulai untuk memilih monitor gaming yang sesuai dengan kebutuhanmu.
Sebelum mencari merek apa yang bagus, ada baiknya kamu melihat terlebih dahulu ukuran optimal monitor yang kamu butuhkan.
Monitor dengan refresh rate di atas 120Hz memiliki rentang ukuran dari 24 hingga 35inci. Dari rentang ukuran tersebut, kamu bisa menentukan ukuran yang kamu butuhkan melalui jarak monitor terhadap mata kamu.
Hitungan kasarnya adalah, bila posisi kamu bermain berada di kisaran 40 hingga 50cm, maka monitor yang paling optimal ada pada ukuran 24 hingga 27inci. Bila ingin menggunakan monitor 32inci, maka posisi bermain kamu harus mundur sejauh 75 hingga 80cm.
Bila sudah menemukan ukuran yang ingin kamu gunakan, sekarang saatnya kamu berurusan dengan budget maksimal yang ingin kamu keluarkan.
Monitor dengan refresh rate dia atas 120Hz biasanya memiliki banderol di atas Rp4 juta. Harga ini muncul karena para pembuat hardware harus membenamkan VPU dan berbagai komponen lainnya yang lebih canggih dan kencang agar bisa mempertahankan refresh rate yang tinggi. Jadi jelas budget minimal yang kamu butuhkan adalah Rp4 juta, sedangkan budget maksimal yang bisa kamu keluarkan sangat bergantung dengan kemampuan dompet kamu.
Setelah dua urusan di atas, kamu bisa mulai memilih monitor gaming idaman yang akan kamu pinang dengan patokan game yang bakal sering kamu mainkan dan penggunaan sekunder monitor tersebut.
Bila kamu berkutat pada game FPS ada baiknya kamu memilih monitor gaming dengan refresh rate 120Hz ke atas. Angka ini bisa diturunkan ke 60Hz bila kamu lebih banyak bermain game fighting. Tapi ingat, bila kamu sering bermain game fighting maka pastikan monitor kamu memiliki input lag yang rendah dan response time yang rendah juga. Untuk pemain MOBA kamu bisa menggunakan refresh rate manapun selama tidak terganggu dengan perbedaan refresh rate.
Untuk penggunaan sekunder, selama kamu bukan orang desain atau penikmat film yang membutuhkan akurasi warna, kamu bisa saja menggunakan panel TN untuk menekan harga. Bila kamu membutuhkan akurasi warna, mau tidak mau kamu membutuhkan IPS, VA, atau Quantum Dot, yang artinya membutuhkan budget lebih tinggi.
Bila sudah menentukan, ukuran, budget, dan kebutuhan, sekarang saatnya kamu melihat port yang disediakan GPU kamu. Bila GPU kamu memiliki semua port, maka kamu bisa bernafas lega karena sistem kamu cukup future proof. Bila kamu hanya memiliki port HDMI saja, ada baiknya kamu mulai berpikir untuk melakukan upgrade besar-besaran.
Untuk urusan Freesync dan G-Sync, keduanya merupakan faktor selera dan sebenarnya bisa dipinggirkan bila tidak terlalu mengganggu. Tapi, ada baiknya kamu memilih monitor G-Sync bila kamu menggunakan GPU Nvidia dan sebaliknya Freesync bila kamu menggunakan AMD.
Kami tidak membahas resolusi di sini karena kebanyakan game-game yang dikompetisikan berjalan optimal di resolusi 1080p, sehingga kebutuhan akan sebuah monitor yang mampu menghadirkan resolusi 4K tidak bisa kami masukan.
Panjang bukan panduan kami tentang monitor. Berikutnya kami akan membuat panduan tentang mouse dan keyboard. Jadi kalau kamu ingin mengetahui bagaimana cara memilih kedua perangkat tersebut, kamu bisa pantengin metaco.gg.