Malam yang sangat gila terjadi di babak final VCT Lock In yang mempertemukan LOUD dengan Fnatic. LOUD, tim tuan rumah, mengincar kemenangan kedua secara beruntun alias back to back. Sementara itu, Fnatic yang belum kehilangan poin map di VCT Lock In mengejar trofi internasional pertama mereka. Pertandingan keduanya tidak mengecewakan.
Kemenangan dini bisa didapatkan oleh Fnatic ketika perwakilan EMEA itu berhasil memenangkan dua map sekaligus. Duo pemain baru mereka, Chronicle dan Leo, tampil luar biasa di Ascent dan juga Fracture. Fnatic pun membuat para penonton tuan rumah terdiam seketika dengan kemenangan 13-8 (Ascent) serta 13-7 (Fracture).
Unggul 2-0, Fnatic punya kesempatan besar untuk mengulangi sejarah VCT Masters pertama, di mana kala itu Sentinels berhasil menjadi juara tanpa menelan kekalahan map satu pun. Sayangnya, nasib berkata lain. Tidak ingin dipermalukan di hadapan para penggemar mereka, LOUD mulai bangkit di map ketiga, Split.
Aspas yang tidak banyak bicara di dua map pertama akhirnya terbangun di map tersebut. Ditambah dengan sejumlah tembakan ajaib dari Less, LOUD akhirnya meraih poin pertama mereka dengan kemenangan 13-9.
Momentum kemudian dibawa tim asal Brasil itu ke map keempat, Lotus. Sadhaak dan kawan-kawan menunjukkan kecemerlangan mereka di sini, map yang belum pernah dimainkan oleh LOUD di sepanjang turnamen. Membawa dua Controller, yaitu Viper dan Harbor, ternyata menjadi cara yang cukup ampuh untuk menangkal strategi dari Fnatic. Skor 13-9 pun diperoleh LOUD di Lotus.
Icebox menjadi pertandingan tersengit di sejarah VCT berlangsung. Hawa kemenangan serta dukungan penuh menyertai LOUD. Hasilnya, sebuah permainan dominan ditampilkan oleh tim dari wilayah Amerika itu. Namun, semua itu ternyata belum bisa meruntuhkan kutukan skor 9-3 yang didapatkan oleh LOUD di babak pertama.
Meski bisa memenangkan ronde pistol di babak kedua, Fnatic mampu mengejar ketertinggalan ronde demi ronde. Berperan sebagai Attacker, serangan yang dilancarkan oleh Fnatic benar-benar menyulitkan LOUD. Ditambah dengan sebuah clutch yang didapatkan oleh Alfajer, Fnatic pada akhirnya meraih match point terlebih dahulu.
Akan tetapi, penonton ternyata masih tidak bisa bernafas lega. Di ronde penentuan, sebuah miskomunikasi nampaknya terjadi di tim Fnatic, membuat sadhaak berhasil mengeliminasi Derke dan juga Chronicle. Overtime terjadi, namun tidak untuk waktu yang lama. Fnatic, yang kembali menemukan kepercayaan dirinya, menang dengan skor 14-12.
Malam yang tidak akan dilupakan oleh Fnatic, terutama dua pemain lama mereka, Boaster dan Derke. Kemenangan ini juga menjadikan Chronicle sebagai pemain dengan dua gelar turnamen internasional VALORANT, setelah sebelumnya dia bersama Gambit merebut trofi VCT Masters Berlin 2021.