Seperti yang sudah kita ketahui, VALORANT adalah game berbasis tactical shooter dengan bumbu karakter hero atau punya kemampuan super. Ada empat peran yang bisa dimainkan, Duelist dengan kemampuan pendukung entry yang mumpuni, Controller dengan smoke, Initator dengan flash dan kemampuan mencari informasinya, serta Sentinel sebagai support dan benteng pertahanan.
Karakter dengan kemampuan unik tersebut menjadi salah satu pembeda yang memisahkan Counter-Strike: Global Offensive (CS:GO) dengan VALORANT. Meski bisa memberikan warna baru terhadap genre ini, game dengan karakter berbasis hero ini bisa dibilang tricky. Riot Games yang sudah berpengalaman di bidang ini (baca: League of Legends), tentu punya strategi khusus untuk mencegah sebuah karakter menjadi terlalu overpowered.
Sayangnya, sebanyak apapun pengalaman yang dimiliki oleh Riot, pada akhirnya mereka kecolongan juga. Jika di Duelist kita mengenal Jett sebagai Agent terkuat, di Controller kita sempat mengenal Astra sebagai karakter broken. Namun, lebih parah dari Jett, Astra mengubah permainan seutuhnya dan bahkan hampir meruntuhkan VALORANT.
Alasan Astra karakter broken
Sama seperti Agent lain, Astra punya empat kemampuan yang bisa dimiliki, termasuk Ultimate. Namun, yang membedakan Agent ini dengan yang lain adalah cara penggunaan kemampuan tersebut. Jika Agent lain membeli kemampuan di setiap ronde, Astra harus membeli Star atau bintang untuk menggunakan kemampuannya.
Dahulu kala, sebelum negara nerf menyerang, Astra masih memiliki lima bintang untuk dibeli. Untuk menggunakan bintang-bintang tersebut, Astra harus memasuki mode Astral Form untuk meletakannya di sejumlah area. Meski di mode tersebut Astra menjadi mangsa yang empuk, namun peletakkan bintang bisa dilakukan di masa pembelian.
Banyaknya variasi kemampuan yang bisa dipakai hingga empat sekaligus menjadi salah satu alasan mengapa Astra adalah karakter broken di VALORANT. Di satu area kalian bisa memunculkan smoke lalu di area lain kalian bisa menghentikan laju serangan musuh dengan Nova Pulse dan Gravity Well. Belum lagi Cosmic Divide, Ultimate milik Astra yang tidak bisa ditembus peluru dan punya efek hampir kedap suara.
Nebula atau smoke milik Astra adalah salah satu atau bahkan yang terbaik di game ini. Bagaimana tidak, jika kalian mengambil kembali bintang yang sudah diletakkan, maka smoke berdurasi pendek akan muncul. Parahnya lagi, sebelum nerf, charge ulang bintang milik Astra yang diambil tergolong cepat, yaitu 14 detik. Dengan waktu game sekitar 1,5 menit, cooldown tersebut sudah lebih dari cukup.
Alasan lain yang membuat Astra karakter broken adalah jangkauan kemampuannya yang mencapai seluruh peta yang ada di VALORANT. Jangkauan yang luas tersebut jelas mengalahkan Brimstone dan Viper yang punya batasan tertentu. Omen yang punya jangkauan yang lebih luas pun masih kalah jika dibandingkan dengan Astra. Agent ini masih bisa memberikan dukungan terhadap rekan satu tim di manapun dia berada.
Nerf yang berdampak besar
Pendapat mengenai Astra karakter broken tidak hanya dilontarkan oleh pemain biasa, tetapi juga para pemain profesional. In-game leader (IGL) dari OpTic Gaming, FNS, membuat sebuah twit yang mengatakan bahwa Astra menghancurkan VALORANT. Twit tersebut kemudian disambar oleh pemain Sentinels, dapr, yang memberikan komentar sarkastik yang menggambarkan betapa kuatnya Astra di game ini.
Nerf yang ditunggu-tunggu pun akhirnya datang di patch 4.04. Hampir seluruh kemampuan milik Astra mendapat perubahan. Bintang milik Astra berkurang menjadi empat, cooldown pengambilan bintang bertambah menjadi 25 detik, begitu juga dengan cooldown dari Gravity Well dan Nova Pulse yang tadinya 25 detik menjadi 45 detik.
Hasilnya cukup berdampak besar terhadap komunitas VALORANT. Penggunaan Astra berkurang, baik di permainan biasa hingga di scene turnamen. Nerf ini juga membangkitkan Controller lain sebagai pilihan yang lebih baik ketimbang Astra. Kini, tak ada lagi meta Astra di semua map yang ada di game ini.
Walau begitu, bukan berarti Astra hilang sepenuhnya dari pilihan para pemain. Sebelum dan sesudah nerf, komunikasi tim dan kecerdikan pemain masih menjadi faktor penentu untuk memaksimalkan penggunaan Astra. Tapi, satu hal yang bisa dipastikan, nerf Astra menyelamatkan VALORANT dari kehancuran.