Panduan Hero Overwatch: D.Va
article-banner
Panduan Hero Overwatch: D.Va
Estu Putro Wibowo
Jan 19,2017
share
like

Biasanya tank di Overwatch memiliki mobilitas yang terbatas dan cenderung lambat. Ciri ini rupanya tidak melekat pada D.Va. Ia adalah offtank terbaik di Overwatch yang memiliki mobilitas paling tinggi, daya rusak yang lumayan, dan kemampuan bertahan yang nyaris sempurna.

Dengan semua keunggulan yang dimilikinya, tak jarang orang menggunakan D.Va untuk menghancurkan lini belakang musuh layaknya hero offense. Bahkan ketika saya menggunakan D.Va, saya akan menggunakan strategi yang sama dengan ketika saya menggunakan Reaper.

Character Origin

D.Va yang memiliki nama asli Hana Song, adalah seorang pemain StarCraft profesional yang mengikuti liga WCS Korea Code S. Pada umur 16 tahun Hana Song menjadi pemain nomor satu dunia dan sempat tidak terkalahkan selama tiga tahun berturut-turut.

Dengan segala prestasinya, Hana Song menjadi bintang internasional, dicintai oleh penggemarnya, dan berkeliling dunia untuk mengikuti semua pertandingan StarCraft. Hana Song dikenal sebagai pemain yang selalu memenangkan pertempuran dengan cara apapun dan dikenal tanpa ampun terhadap lawan-lawannya.

Pada satu sisi, unit MEKA (Mobile Exo-Force Korean Army) mengalami kesulitan saat menghadapi serbuan Omnic. Para Omnic akhirnya berhasil melumpuhkan jaringan MEKA yang menyebabkan robot-robot itu tidak bisa beroperasi, dan mau tidak mau mereka harus menempatkan pilot sungguhan.

Dalam proses pencarian pilot, pemerintah menaruh perhatian pada gamer-gamer yang dikenal memiliki refleks dan insting di atas rata-rata. Beberapa nama pemain muncul di daftar kandidat, termasuk Hana Song.

Hana melihat misi yang dijalaninya sebagai sebuah game, sehingga dirinya selalu bertempur bersama dengan unit MEKA lainnya tanpa rasa takut. Akhir-akhir ini D.Va menyiarkan pertempuran untuk para penggemar yang mengagumi dirinya. Sosok D.Va akhirnya berubah menjadi ikon global dan pada satu titik, D.Va diminta untuk berperan dalam sebuah film yang berjudul Hero of My Storm.

Atribut
  • HP: 150 (pilot)/400 (mech)
  • Armor: 200 (mech)
  • Shield: 0
  • Kecepatan gerak: 5.5 m/s
Kelebihan
  • DPS terbaik bagi kelas tank
  • Defense Matrix merupakan salah satu absolute defense di Overwatch
  • Self Destruct adalah zone control terbaik di Overwatch
  • Hero tank dengan mobility terbaik
  • Hero yang bisa digunakan untuk menyerang maupun bertahan
Kekurangan
  • Damage sangat rendah pada jarak menengah maupun jauh
  • Hitbox berjalan
Fuse Cannon (klik kiri)
  • Tipe: hitscan
  • Amunisi: tidak terbatas
  • Kecepatan tembak: 6,67 peluru per detik
  • Damage: 1,5-2 untuk setiap proyektil, 11 proyektil sekali tembak
  • Jarak maksimum: 10-20 m damage falloff
  • Headshot: yes

Damage yang dihasilkan Fuse Cannon memang terbilang kecil untuk ukuran shotgun, tetapi sebagai gantinya Fuse Canon memiliki amunisi yang tidak terbatas sehingga bisa memuntahkan peluru terus menerus tanpa harus reload.

Sayang, Fuse Cannon tidak bisa digunakan bersamaan dengan dua skill lainnya sehingga D.Va harus memilih untuk menembak, bertahan, atau mengejar musuh.

Taktik paling umum saat menggunakan Fusion Cannon adalah menjaga musuh untuk tetap berada di jarak tembak efektif. Dengan HP yang sangat besar, kamu pasti bisa bertahan cukup lama hingga akhirnya musuh melakukan reload atau melarikan diri.

Bila musuh memiliki mobility skill, gunakan Booster untuk mengejar mereka. Bila memungkinkan, lakukan Boostram pada musuh untuk menghasilkan 25 damage tambahan atau mendorong mereka masuk ke hazard.

Defense Matrix (klik kanan)
  • Jarak Maksimum: 15 m
  • Durasi: 4 detik
  • Cooldown: 1 detik
  • Reload: 10 detik

Defense Matrix adalah defense mechanism terkuat di Overwatch. Defense Matrix mampu menyerap semua serangan proyektil tanpa memperhitungkan damage yang dihasilkan. Jadi walaupun Barrage Pharah atau Whole Hog Roadhog mampu memecahkan Barrier Field Reinhardt, di hadapan Defense Matrix, kedua skill tersebut tidak menghasilkan damage apapun.

Bila digunakan dengan tepat, Defense Matrix bisa menahan berbagai ultimate miliki lawan, seperti Graviton Surge Zarya, Dragonstrike Hanzo, atau Blizzard Mei selama masih dalam bentuk serangan awal dan efeknya belum keluar.

Kamu juga bisa menggunakan Defense Matrix untuk mendekati musuh-musuh yang memiliki burst damage super tinggi, seperti misalnya Reaper, Pharah, Soldier: 76, atau Widowmaker. Khusus untuk Reaper, peluang D.Va bertahan setelah Defense Matrix habis terbilang kecil, jadi pikirkan baik-baik ketika ingin mendekati Reaper.

Serangan yang menembus Defense Matrix

  • Semua serangan melee
  • Channeled weapons (Endothermic Blaster Mei, Tesla Cannon Winston, Photon Projector Symmetra dan Particle Cannon Zarya)
  • Blast of Sound Lucio (klik kanan)
  • Orb of Discord Zenyatta
  • Sentry Turrets Symmetra’s
  • Chain Hook Roadhog
Booster (Shift)
  • Damage: 25 HP plus efek knockback
  • Kecepatan gerak: 12.5 m/s
  • Jarak maksimal: Mencapai 25 m
  • Durasi: 2 detik
  • Cooldown: 5 detik

Karena skill Booster, D.Va menjadi satu-satunya tank yang memiliki mobility skill setara hero offense. Booster memposisikan D.Va sebagai tank yang versatile. D.Va bisa saja membantu garis depan dengan serangan non-stop atau langsung menjangkau garis belakang musuh dengan menggunakan Booster.

Saat melakukan Booster kamu masih bisa menyalakan Defense Matrix, jadi D.Va masih bisa menghalau serangan yang datang ke arahnya.

Selain Defense Matrix, D.Va juga masih bisa mengeluarkan Self-Destruct, sehingga Booster kerap digunakan untuk memosisikan ultimate tersebut agar leadakanya menjangkau seluruh area.

Self-Destruct (Q)
  • Tipe: Line of sight
  • Damage: 1000 damage
  • Jarak maksimal: 20 m
  • Casting time: 3 detik
  • Headshot: no

Self-Destruct adalah zone control terbaik di Overwatch. Dengan 1.000 damage yang menyebar ke segala penjuru, Self Destruct adalah surekill bagi semua hero Overwatch.

Blizzard membuat Self-Destruct memiliki berbagai kelemahan agar seimbang dengan ultimate hero lain. Kelemahan yang pertama adalah, waktu casting time yang cukup lama dan teriakan “nerf this!” yang akan membuat semua orang sadar akan posisi dan keberadaan ultimate Self-Destruct.

Sedangkan kelemahan yang kedua adalah, sifat line of sight yang bisa dihindari dengan cara berlindung di balik objek. Objek sekecil apapun, selama menutupi line of sight akan menghilangkan damage yang dihasilkan oleh Self-Destruct.

Ada banyak cara untuk mengeluarkan Self-Destruct dengan efisien, dan salah satu cara yang paling saya sukai adalah metode air blast. Dengan menerbangkan D.Va ke udara dan melepaskan Self-Destruct di atas kepala musuh, kemungkinan perkenaan Self-Destuct menjadi sedikit lebih baik ketimbang dilepaskan begitu saja di darat.

Selain air blast kamu bisa menggunakan metode kiting ketika tim lawan memiliki Roadhog minus Reinhardt. Cara kiting ini cukup mudah, pertama-tama kamu harus terlihat seperti menyerang musuh dengan membabi buta. Begitu Roadhog menyarangkan Chain Hook ke arah kamu, segera tekan Q untuk menyalakan Self-Destruct, biasanya Roadhog dan tim lawan akan kocar-kacir melihat “hadiah” besar yang ditarik Roadhog ke hadapan mereka.

Self-Destruct sangat berguna ketika tim kita memiliki ultimate berupa disabler, seperti misalnya Graviton Surge Zarya, Earthshatter Reinhardt dan Blizzard Mei. Jadi usahakan untuk mengeluarkan Self-Destruct bila para disabler di atas sedang mengaktifkan ultimate, agar presentase kemungkinan kill kamu meningkat.

Call Mech (Q)
  • Damage: 50 damage
  • Casting time: 2 detik

Dalam kondisi MEKA hancur karena menggunakan ultimate atau karena serangan musuh, kamu bisa menggunakan tombol Q untuk memanggil MEKA. Skill ini akan semakin cepat terisi bila kamu menembak musuh atau membunuh musuh. Satu tembakan yang mengenai musuh akan meningkatkan 10 persen poin.

Light Gun (klik kiri-Humanoid)

  • Tipe: Projectile
  • Amunisi: 20
  • Kecepatan tembak: 7 peluru per detik
  • Damage: 14 untuk setiap proyektil
  • Reload: 1.5 detik
  • Headshot: yes

Light Gun bisa diakses D.Va ketika dia keluar dari MEKA. Light Gun menjadikan D.Va tetap mengancam ketika berada di luar MEKA. Dengan kecepatan tembak yang lumayan tinggi, D.Va bisa menjadikan sebuah ruangan tertutup sebagai arena Bullet Hell bagi musuh yang meremehkan kekuatan D.Va di luar MEKA.

Gameplay

Walaupun didapuk sebagai tank, banyak pemain D.Va profesional yang memainkan hero ini dengan cara yang mirip dengan Reaper. D.Va bisa menghancurkan lini belakang musuh dengan mudah atau langsung menginjak objektif di peta-peta yang memiliki choke point berat (Hanamura, Temple of Anubis dan Volskaya Industries) agar perhatian musuh terpecah belah.

Dengan menggunakan Booster, D.Va bisa melakukkan Boostram yang akan menghasilkan 25 damage. Bila musuh yang kita hadapi adalah hero-hero rapuh, Boostram bisa digunakan sebagai sebuah finisher untuk mendapatkan surekill pada target yang bergerak cepat.

Guide ini dibuat menggunakan D.Va versi terbaru (400 HP/200 Armor), itu artinya kamu harus sangat disiplin dalam menerima damage dan menentukan musuh mana yang hendak di lawan. Sebelum nerf ini D.Va menjadi tank terbang yang tidak bisa dikalahkan oleh siapa pun. Setelah mendapatkan nerf, D.Va kembali menjadi mangsa Reaper atau Roadhog yang berpengalaman.

Bila kalian cukup sial, kalian bakal menemukan Symmetra berpengalaman yang bisa menghajar D.Va dengan cukup mudah. Jadi pastikan kalian menjauhi hero-hero yang saya sebutkan di atas saat berhadapan satu lawan satu.

D.Va yang baik adalah D.Va yang disiplin dalam menyalakan Defense Matrix, melihat kondisi tim, memburuh musuh yang sekarat dan mengeluarkan ultimate di saat yang tepat. D.Va memang bisa dimainkan layaknya Reaper, tetapi bukan berarti kedua hero ini mirip 100 persen. Ukuran hitbox yang super besar, membuat D.Va jadi target mudah yang bisa ditembak oleh siapa saja dari jarak ratusan meter.

Musuh yang Gampang Dikalahkan D.Va:

Soldier: 76

Sejatinya D.Va bukanlah lawan langsung dari Soldier: 76. Tetapi karena sifat serangan dan buruknya skill mobility yang dimiliki hero ini, Soldier: 76 adalah target mudah bagi D.Va. Saat Soldier: 76 mengeluarkan seluruh serangannya dan tertahan oleh Defense Matrix, maka saat itu juga Soldier: 76 kehilangan kesempatan untuk mengalahkan D.Va.

Bastion dan Torbjorn

Kedua hero ini memiliki satu kelemahan yang sama. Mereka berdua harus sering berdiam diri di satu tempat untuk mengeluarkan burst damage optimal. Padahal D.Va bisa menjangkau posisi mereka dengan mudah lalu langsung menghancurkan keduanya dengan cepat.

Bastion masih bisa berjudi dengan durasi Defense Matrix D.Va, sedangkan Torbjorn harus merelakan ultimatenya agar bisa menghalau D.Va yang datang dengan kecepatan tinggi.

Ana, Mercy, Hanzo, dan Widowmaker

Mereka berempat sama-sama tidak memiliki escape mechanism yang baik dan memiliki HP yang kecil sehingga akan sulit melarikan diri begitu dikejar D.Va.

Untuk Ana, Hanzo, dan Widowmaker, mereka bertiga bisa menghancurkan atau melumpuhkan D.Va dari jarak jauh. Untuk Mercy, sepertinya dia hanya bisa kembali berdoa, semoga D.Va jahanam itu tidak melihat dirinya yang sedang bersembunyi sambil menyalakan Healing Beam untuk hero tank.

Musuh yang Sulit Dikalahkan D.Va:

Reaper

Dengan hitbox yang ukurannya sebesar TV 32 inch, saya rasa Reaper bisa menghancurkan D.Va dalam hitungan detik. Setelah keluar dari MEKA, D.Va tetap tidak bisa berbuat banyak melawan Hellfire Shotgun milik Reaper yang menyalak pada jarak dekat.

Mei, Symmetra, dan Zarya

Mereka bertiga memiliki serangan yang tidak bisa ditahan oleh Defense Matrix yang menjadi defense mechanism utama milik D.Va. Di tangan yang berpengalaman, ketiga hero ini sanggup menghancurkan D.Va sendirian. Jadi jangan coba-coba untuk memulai pertempuran dengan mereka ketika berhadapan satu lawan satu.

Artikel Terkait

Tags:
Panduan Hero Overwatch