Zelle Project, Usaha Banting Tulang untuk Esports Perempuan
article-banner
Zelle Project, Usaha Banting Tulang untuk Esports Perempuan
Budydiew
Mei 19,2023
share
like

Di wawancara sebelumnya, kita sudah melihat bagian kecil dari komunitas esports perempuan di Indonesia. Di kesempatan kali ini, kami mencoba mengulik lebih dalam scene tersebut. Menghubungi langsung pendiri dari komunitas Zelle Project, kami pun menyelam ke lautan tantangan untuk mengembangkan esports perempuan.

Berikut adalah wawancara kami dengan Zelle Project

Bisa diceritakan Zelle Project itu komunitas seperti apa?

Zelle Project adalah event organizer yang bergerak di skena kompetitif, khususnya di game Free Fire. Kami memiliki tujuan untuk menjadi wadah kompetitif bagi para player agar bisa dapat mengembangkan skill dan juga bakat mereka.

Kapan Zelle Project didirikan dan apa alasan membuat komunitas ini?

Zelle Project pertama kali dibentuk pada awal bulan Agustus tahun, lalu tepatnya tanggal 5 Agustus 2022. Bermula dari melihat tingginya minat para player mengikuti turnamen dan juga EO tournamen ladies saat itu yang masih bisa dihitung jari, akhirnya saya memutuskan untuk menjadi EO dan membuat turnamen-turnamen yang boleh diikuti oleh para player wanita ataupun laki-laki.

Saat itu turnamen yang pertama kali yang saya buat adalah League Ladies berjumlah 24 tim dengan biaya registrasi yang tidak terlalu mahal, yaitu Rp25.000. Antusias para player ladies saat itu juga sangat luar biasa. Tanpa membutuhkan waktu lama, hanya satu hari saja, slot turnamen saya sudah penuh.

Mulai saat itu dan sampai sekarang, saya terus membuat turnamen dari yang satu sampai dua turnamen saja setiap satu bulan, sekarang menjadi lima sampai enam turnamen setiap satu bulan. Pastinya dengan sistem turnamen yang beragam, dari sistem berfase maupun liga.

Dalam menyelenggarakan turnamen, apakah dikerjakan sendiri atau ada kerja sama dengan pihak lain?

Zelle Project adalah EO yang bergerak secara individu, dan dipegang oleh saya sendiri sebagai owner. Namun, biasanya saya juga di bantu oleh rekan EO lain, yaitu MTO Championship. Jika terdapat kesalahan teknis mendadak, kami selalu bekerja sama untuk saling mem-backup satu sama lain agar turnamen yang kami adakan bisa berjalan dengan lancar.

Kalian sudah sering mengadakan turnamen Free Fire. Bagaimana hubungan kalian dengan Garena?

Hubungan Zelle Project dengan Garena bisa dibilang tidak terlalu dekat, hanya sebatas EO yang aktif mengadakan turnamen Free Fire. Harapannya turnamen yang saya buat bisa mendorong minat dan jiwa kompetitif para player agar aktif untuk berkompetisi.

Sudah pernah dapat support dari Garena kah?

Kalau secara langsung belum pernah. Namun, saat ini dari pihak Garena sendiri sudah memberikan support berupa Custom Room Card untuk membuat room turnamen kepada EO atau komunitas yang mengajukan proposal turnamen ke platform khusus mereka, yaitu Free Fire Community Area.

Selain turnamen, kegiatan apa saja yang sudah pernah dibuat oleh Zelle Project?

Sejauh ini Zelle Project hanya berfokus pada turnamen saja, belum ada kegiatan lain.

Sebelumnya kalian sering membuat turnamen Free Fire khusus perempuan, adakah alasan mengapa kalian sudah jarang membuatnya?

Alasannya adalah karena turunnya minat para player ladies untuk berkompetisi serta mental timnya yang bisa dibilang rapuh. Contoh, ketika mereka kalah saat mengikuti salah satu event dan langsung memutuskan untuk bubar. Hal itu membuat tim ladies terus berkurang dan pastinya memberikan dampak juga untuk EO kami, salah satunya turunnya jumlah peserta.

Apa tantangan terbesar kalian ketika membuat turnamen khusus perempuan?

Seperti yang sudah saya bilang di pertanyaan sebelumnya, turunnya minat para player ladies untuk berkompetisi membuat tim yang mengikuti event ladies selalu itu-itu saja. Ada sejumlah tim top yang juga sering mendapatkan juara sehingga tim ladies lainnya merasa tidak percaya diri untuk bersaing. Setelah itu, mereka memilih untuk tidak ikut saja.

Kemudian, agar menciptakan turnamen berjalan dengan sportif, saya selalu menyuruh mereka untuk menggunakan Discord. Namun, tidak jarang ditemui banyak tim yang selalu memberikan alasan untuk tidak menggunakannya.

Menurut kalian sendiri, bagaimana perkembangan esports perempuan di Indonesia?

Menurut saya sendiri, perkembangan esports perempuan di indonesia, khususnya di Free Fire, bisa terbilang stuck. Sejauh ini belum ada tim ladies yang baru sehingga menciptakan scene kompetitif yang monoton karena hanya tim-tim itu saja yang muncul dan mendominasi.

Pastinya hal ini juga membuat bimbang game developer itu sendiri. Ketika ingin mengadakan event ladies, seperti FFML Ladies, mereka harus mempertimbangkannya kembali mengingat sulitnya untuk membangun ekosistem bagi para perempuan agar aktif dalam berkompetisi.

Sejauh ini, apa pengalaman paling menyenangkan yang pernah kalian dapatkan?

Pengalaman paling menyenangkan yaitu saya bisa berkenalan dengan EO atau Komunitas lain yang tergabung dalam MEN. Kami di sini juga sering sharing tentang banyak hal sehingga saya juga bisa belajar lebih banyak lagi dari pengalaman mereka. Di sisi lain, saya juga bisa mendapatkan penghasilan tambahan di ranah ini di samping pekerjaan saya sebagai Shoutcaster.

Kalau dari pengalaman terburuknya kira-kira apa?

Pengalaman terburuknya mungkin ketika mendapati peserta yang etikanya kurang bagus. Tapi, sebagai admin kita harus tetap profesional untuk meng-handle mereka, meskipun kadang pasti ada momen di mana saya juga merasa kesal.

Apa rencana ke depan dari Zelle Project?

Rencana Zelle Project ke depannya ingin membuka turnamen divisi lainnya karena untuk saat ini hanya ada dua game saja, yaitu Free Fire dan Mobile Legends. Rencana lainnya adalah mengadakan turnamen offline di daerah domisili saya, yang memang dari dulu sudah ingin saya adakan namun sampai saat ini masih belum bisa tercapai.

Artikel Terkait

Tags:
Komunitas MetacoMENWawancaraZelle Project