Rekap Hari Pertama Fase Grup League of Legends World Championship 2018
article-banner
Rekap Hari Pertama Fase Grup League of Legends World Championship 2018
Yasser Paragian
Okt 11,2018
share
like

Fase grup untuk main event League of Legends World Championship 2018 akhirnya dimulai. Seperti play-in minggu lalu, kita juga disuguhi beberapa pertandingan yang seru serta kejutan yang tidak disangka dari tim yang tidak begitu dijagokan.

KT Rolster vs Team Liquid

KT Rolster langsung terlihat mengancam sejak dua menit awal ketika bot lane Team Liquid dipaksa menggunakan resource. Sementara itu Score dengan Kindred sepertinya akan melakukan snowball.

Team Liquid berhasil mengimbangi tekanan tersebut dengan mengambil dua kill di bot, tapi dengan rotasi yang cukup mahal dari Pobelter dengan Ryze. Ini berimbas pada jumlah last hit yang cukup timpang terutama di mid. Perbedaan ini kemudian terlihat ketika Ucal dengan Syndra mendapatkan solo kill di mid.

Team fight pertama terjadi di menit 16 ketika Team Liquid berhasil mendapatkan Dragon. Sayang itu pun harus dibayar mahal dengan dua kill plus turret, sementara Team Liquid hanya mendapatkan satu kill. Hal yang sama kemudian kembali terjadi di menit 23 tapi kali ini KT mendapatkan tiga kill plus Baron.

Setelah mendapatkan Baron, KT mendapatkan keunggulan yang cukup jauh dari segi networth. Kemudian melalui satu pickoff di mid, KT mendapatkan ruang untuk menjebol mid untuk memenangkan pertandingan.

Edward Gaming vs MAD Team

Meskipun masuk dari fase play-in, pengalaman serta sejarah panjang Edward Gaming jelas membuat mereka tidak bisa dianggap remeh, apalagi untuk tim debutan seperti MAD Team.

Kedua tim punya kekuatan yang cukup imbang sepanjang permainan. Bahkan setelah team fight di menit 29 dan 34 kedua tim tetap tidak bisa mengambil alih pertandingan.

Barulah di menit 37 Edward Gaming berhasil unggul dalam team fight dan berusaha mengambil Baron. MAD Team tentunya berusaha mencegah itu. Akan tetap sebuah ultimate Orrn di choke point membuat Edward Gaming berhasil memberikan kemenangan team fight. Ditambah lane yang ditekan oleh minion wave, Edward gaming akhirnya mendapatkan waktu untuk mengambil Baron di menit 39. Sedikit demi sedikit Edward Gaming kemudian menjebol base MAD Team dan memenangkan pertandingan.

Phong Vu Buffalo vs Flash Wolves

Menghadapi perwakilan Vietnam, Flash Wolves memperlihatkan kemampuan mereka sebagai tim terbaik yang mendominasi LMS. Sejak awal pertandingan, Flash Wolves tidak memberikan celah untuk lawannya, terutama di bot lane. Meskipun dikenal bermain cukup agresif, Phong Vu Buffalo sama sekali tidak bisa mendapatkan kill hingga 20 menit permainan berlangsung.

Meskipun hanya tertinggal 2000 gold, Phong Vu Buffalo tetap tidak bisa mengambil inisiatif permainan. Perlahan tapi pasti, Flash Wolves secara sistematis menghancurkan Phong Vu Buffalo dan memperoleh kemenangan pertama.

Afreeca Freecs vs G2 Esports

Sebagai tim yang masuk dari play-in, G2 jelas tidak dijagokan di pertandingan ini. Hanya saja untuk pertama kalinya mereka mendapat kesempatan untuk menggunakan Heimerdinger, Champion spesial untuk Hjarnan.

Selain kill di top terhadap Jankos, permainan berjalan relatif lambat sepanjang early game. Setelah 20 menit G2 kemudian melakukan play di mid untuk membunuh Kuro, menglaim tower, dan mengambil alih kendali permainan.

Titik balik pertandingan terjadi menit 28. Afreeca berusaha mengambil Baron sementara G2 mengancam di area sekitar Baron sementara Wunder melakukan split push. Afreeca seolah tidak bisa mengambil keputusan dan pada akhirnya gagal mengambil Baron, kecolongan satu kill, dan kehilangan satu Inhibitor.

Memegang kendali penuh, G2 kemudian mengambil Baron di menit 31. Afreeca yang sudah kewalahan tidak bisa menghadapi G2 yang menekan di dua lane sekaligus dan mengakui kekalahan.

Royal Never Give Up vs Cloud9

Jika kamu belum mengakui Uzi sebagai ADC terbaik di dunia, pertandingan ini harusnya bisa meyakinkanmu untuk mengakuinya.

Sebuah engagement di menit ketiga memaksa Sneaky dengan Kai’Sa mengeluarkan Flash lebih awal. Sejak itu, Uzi dengan Xayah kemudian mendominasi, unggul dalam CS sambil terus memberikan pressure. Dua menit kemudian pressure tersebut kemudian berbuah sebuah kill terhadap Sneaky untuk Uzi, membuat bot lane RNG menjadi tidak bisa dibendung.

Permainan melambat dalam segi kill selama kurang lebih 10 menit. Namun selama itu Cloud9 sama sekali tidak bisa melakukan gerakan proaktif dan belum bisa mengambil satu tower pun. Dengan keunggulan yang cukup signifikan, RNG bahkan tidak memerlukan Baron untuk menjebol base Cloud9 dan meraih poin pertama di grup B.

Gen.G vs Team Vitality

Sejak pembagian grup, Vitality sudah diprediksi sebagai tim yang akan menghuni peringkat terakhir. Namun menghadapi skuad juara bertahan, mereka memperlihatkan bahwa mereka juga layak diperhitungkan.

Team Vitality menggunakan lineup yang cukup unik dengan Ekko di mid. Meskipun sempat tertinggal di earl game, sebuah team fight di mid justru memberikan Team Vitality momentum untuk mengendalikan tempo permainan. Jiizuke yang menggunakan Ekko kemudian dengan mudah mengacak-acak pergerakan Gen.G melalui split push dan pressure yang sangat sulit ditangani.

Vitality bermain tanpa rasa takut melakukan inisiasi dan tower dive dan membuat Gen.G kewalahan. Namun beberapa kali permainan agresif mereka juga berbalik. Kedua tim bisa menang jika berhasil memenangkan satu team fight pamungkas di late game.

Team fight tersebut sepertinya akan terjadi ketika kedua tim bertemu di area Dragon untuk memperebutkan Elder Dragon. Vitality malah berkata lain ketika Jiizuke melakukan teleport ke top untuk split push, memberikan tekanan ke Gen.G dan memaksa Cuvee untuk kembali ke base. Vitality kemudian memutuskan untuk all in split push ketika Attali ikut melakukan teleport. Tiga pemain Vitality yang tersisa kemudian menahan Gen.G selama mungkin, memberikan waktu untuk Jiizuke dan Atali untuk merebut poin kemenangan dari Gen.G.

Artikel Terkait

Tags:
League of Legends World Championship 2018