Kenny “The Chupper” Marcelino untuk Indonesia All-Stars dan Masa Depan League of Legends Indonesia
article-banner
Kenny “The Chupper” Marcelino untuk Indonesia All-Stars dan Masa Depan League of Legends Indonesia
Auday
Nov 15,2016
share
like

Tahun ini, ada hal yang sedikit berbeda dari ranah League of Legends (LoL) yang biasa kamu lihat di Indonesia. Setelah sukses dengan penyelenggaraan LNCC 2016 dan LIC 2016 di Mal Taman Anggrek beberapa pekan lalu, dan tim UPH Eksdi yang terbang ke Taipei untuk LICC 2016, kini Garena akan mengirimkan tim terbaik mereka di bawah gelar Indonesia All-Stars untuk bertanding dengan para pemain terbaik di Asia Tenggara.

Para pemain tersebut adalah:

  • Ruben “rubeN” Sutanto (Top, Pondok Gaming)
  • Yehezkiel “Phoenix” Patric (Jungle, Revival Esports)
  • Trương “Beyond” Vĩnh (Mid, Fortius Gaming)
  • Kenny “The Chupper” Marcellino (ADC, Fortius Gaming)
  • Frendy “FiddleOP” Guo (Support, Pondok Gaming)
  • Johan “Heidingdong” Santoso (Sub, Kaliantusa)

Mereka akan terbang ke Ho Chi Minh City, Vietnam untuk mengikuti turnamen 2016 Garena All-Stars yang akan diadakan pada tanggal 17 – 20 November 2016 mendatang. Menariknya, pemenang dari event ini akan bertanding kembali melawan pemain terbaik seluruh dunia dalam rangkaian All-Star Event 2016 di Barcelona, Spanyol.

Sebenarnya, acara All-Star Event ini sendiri sudah menjadi tradisi rutin dari Riot Games setelah berakhirnya Worlds semenjak tahun 2013 silam. Setelah Shanghai, Paris, dan Los Angeles, kini All-Star Event akan berlangsung di Barcelona.

the-chupper-indonesian-all-star-league-of-legends-poster

Namun, berbeda dengan wilayah “besar” lainnya, ini adalah kali pertama tim Indonesia bisa ikut serta dalam All-Star Event. Oleh karena itu, saya sempat berbincang-bincang seru dengan salah satu pemain tim Indonesia All-Stars, Kenny “The Chupper” Marcellino, di salah satu pusat perbelanjaan bilangan Jakarta.

Saya pribadi tertarik untuk mengulik secara lebih personal mengenai persiapan tim Indonesia All-Stars dalam menghadapi Garena All-Stars mendatang. Kalau kamu juga ingin tahu bagaimana insight dari Kenny sendiri mengenai rangkaian All-Star Event ini, simak terus artikelnya ya.

All-Star Event, Ajang “Fan Service” dari Pemain Ternama Dunia

the-chupper-indonesian-all-star-league-of-legends-barcelona

Sekilas, All-Star Event yang diselenggarakan oleh Riot Games terlihat sebagai acara yang sangat prestisius karena bergelimpangan bintang dan diadakan di sebuah tempat megah. Namun sebenarnya, tujuan utama dari acara ini adalah sebagai “pengisi kekosongan” musim LoL yang telah berakhir setelah usainya Worlds bulan lalu.

Sudah tahu kan kalau Worlds 2016 kemarin kembali dimenangkan oleh sang juara bertahan, SKT T1?

Kenny sendiri mengaku bahwa selain sebagai tradisi setelah Worlds, rangkaian All-Star Event ini pun bisa dikatakan sebagai ajang untuk bersenang-senang, baik sebagai pemain maupun penggemar LoL.

Persiapan Tim Indonesia All-Stars

the-chupper-indonesian-all-star-league-of-legends-featured

Meskipun tujuan sejatinya bukanlah untuk membuktikan diri sebagai tim terbaik dunia (layaknya di sirkuit LoL esports seperti LGS, GPL, dan Worlds), namun The Chupper dan kawan-kawan menunjukkan keseriusan mereka dalam mengikuti All-Star Event ini.

Setelah lepas dari tekanan untuk memenangkan LIC 2016 di akhir Oktober kemarin, para anggota Indonesia All-Star mulai melakukan inisiatif berlatih sendiri. Mereka memulai latihan mereka sedari tanggal 2 November 2016, dan mulai berlatih secara intens semenjak 5 November 2016.

Garena selaku penerbit LoL di Indonesia juga tidak main-main mendukung tim kebanggaan Indonesia ini bertanding di panggung Asia Tenggara nanti. Selain memberikan akomodasi tempat tinggal kepada seluruh tim, mereka juga mendatangkan coach Lee “icaruse” In-cheol, pelatih Saigon Jokers, sebagai “pengasuh” The Chupper dan kawan-kawan selama enam hari.

the-chupper-indonesian-all-star-league-of-legends-chupper-belakang

“Di bawah pelatih Lee, kami berlatih enam hari seminggu, delapan jam sehari. Latihan dimulai pukul 14.00 hingga 22.00 di headquarter Garena Indonesia. Namun biasanya kami berlatih sendiri baik sebelum atau setelah jam tersebut,” ungkap Kenny kepada saya sambil mengaduk es krim yang ia beli.

Adapun jenis latihan yang mereka lakukan adalah bertanding dengan berbagai tim profesional hingga semi profesional dari luar Indonesia guna memaksimalkan ilmu yang mereka dapatkan. Mereka bertanding dengan berbagai tim dari negara-negara tangguh seperti Vietnam, Singapura, dan Malaysia. Salah satu lawan berlatih mereka adalah Kuala Lumpur Hunters dari Malaysia.

Sayangnya, latihan mereka dengan coach Lee harus berakhir pada tanggal 10 November 2016 kemarin. Alasannya adalah patch saat ini, 6.22, berbeda dengan versi game yang nantinya akan mereka gunakan di panggung All-Star, yaitu 6.21. Namun bukan berarti Kenny dan tim akan bersantai hingga hari-H.

Angin Baru dan Tantangan bagi The Chupper

Ikut serta dalam pertandingan Garena All-Stars membuat Kenny mendapatkan pelajaran baru dalam menjadi seorang atlet esports profesional. Ilmu baru dalam dunia LoL adalah nomor sekian yang ia dapatkan, namun ia menekankan kepada saya bahwa etika dan kedisiplinan adalah hal yang penting di dalam sebuah tim esports.

the-chupper-indonesian-all-star-league-of-legends-the-chupper

Kenny mengungkapkan, “Hadirnya coach itu penting banget. Waktu di Fortius Gaming yang biasanya kita latihan tidak terstruktur dan tidak tentu jadwalnya, beda banget dengan apa yang saya alami bareng coach Lee. Ia mengajarkan saya pentingnya attitude player dan kedisiplinan dalam berlatih.”

Di balik setiap hal baik, pasti ada konsekuensi yang harus diterima. Begitu juga dengan apa yang Kenny rasakan ketika melakukan persiapan untuk Garena All-Stars ini. Kenny mengaku kalau dirinya juga sudah “burn out” dalam menjalankan karirnya di LoL tahun ini.

“Bayangkan saja, tahun ini saya mengikuti dua kali LGS, dilanjut dengan LIC 2016 kemarin, dan langsung berlatih intens untuk persiapan Garena All-Stars 2016. Belum lagi LGS musim selanjutnya yang biasanya berlangsung mulai dari bulan Januari,” keluh Kenny yang waktu itu mengajak Trương “Beyond” Vĩnh melihat-lihat ibu kota.

Selain itu, bermain dengan pemain-pemain dari tim yang berbeda juga sebuah tantangan sendiri untuk skuad Indonesia All-Stars. Kenny sendiri merasakan adanya perbedaan gameplay atau strategi dari dirinya dengan anggota tim yang lain.

“Kalau saya dan Beyond kan dari Fortius Gaming jadi sudah oke komunikasinya. Namun Ruben dan FiddleOP dari Pondok Gaming, serta Phoenix dari Revival Esports masing-masing memiliki gaya bermain yang berbeda. Soal komunikasi juga jadi concern sih, karena saya terbiasa menggunakan bahasa Inggris dengan Beyond. Jadi solusinya sih kompromi aja,” aku Kenny.

Target Garena All-Stars 2016 yang Ideal dan Realisasinya

the-chupper-indonesian-all-star-league-of-legends-chupper-depan

Dalam sebuah kompetisi, apapun itu, pasti ada target yang ingin dicapai oleh setiap pesertanya. Begitu juga pastinya dengan tim Indonesia All-Stars yang sangat ingin memenangkan Garena All-Stars 2016 nanti. Selain untuk bisa membawa dan mengharumkan nama Indonesia di panggung yang lebih besar, mereka juga ingin membuktikan kalau esports Indonesia juga bisa menang dari negeri tetangganya.

Namun bagi Kenny, ia memiliki misi pribadi di Garena All-Stars 2016 nanti, “Kalau melihat musuhnya nanti memang cukup berat, kita berada satu grup dengan Vietnam dan juga Malaysia. Jadi, saya sendiri ingin merealisasikan setidaknya mampu mengalahkan Malaysia dan lolos dari babak group stage.”

Apa yang Kenny inginkan secara realistis tidak salah, karena di atas kertas, kemampuan Vietnam dan juga Thailand jauh lebih unggul dibandingkan negara lain. Hal ini juga disebabkan karena ranah esports LoL di sana yang sudah dewasa terlebih dahulu dibandingkan Indonesia yang baru menginjak umur dua tahun.

Target Kenny untuk mengalahkan Malaysia di group stage sangatlah penting bagi Indonesia. Ia berpendapat jika berhasil mencapai targetnya, berarti timnya membuktikan kalau ranah LoL di Indonesia kini sudah berada di tier tengah Asia Tenggara, di atas Filipina dan Singapura, namun masih di bawah Thailand dan Vietnam.

The Chupper untuk Masa Depan League of Legends Indonesia

the-chupper-indonesian-all-star-league-of-legends-chupper-samping

Selama saya menjadi seorang jurnalis dalam beberapa tahun terakhir, berbincang-bincang dengan Kenny mungkin adalah wawancara yang paling saya nikmati. Tidak hanya lihai di Summoner’s Rift, Kenny juga seorang pemain yang bisa melihat masa depan LoL di Indonesia.

Jujur, saya pribadi mendapatkan banyak sekali insight soal ranah LoL baik di Indonesia, Asia Tenggara, maupun dunia dari perbincangan ini. Namun lagi-lagi, sang waktu harus membuat saya move on dan mengakhiri wawancara ini.

Di akhir perbincangan kami, saya mengajukan pertanyaan yang cukup klise yang biasa dilontarkan jurnalis pada umumnya di penghujung wawancara. Pertanyaan tersebut adalah, “Bagaimana kondisi League of Legends di Indonesia saat ini, dan bagaimana cara kita untuk catch up dengan negara tetangga?”

the-chupper-indonesian-all-star-league-of-legends-chupper

Seperti yang sudah bisa kamu baca sebelumnya, Kenny mengungkapkan kalau menurutnya Indonesia berada hampir sejajar dengan Filipina dalam segi kemampuan dan infrastruktur, menyusul Singapura, Malaysia, Thailand, dan Vietnam di atasnya. Salah satu faktornya adalah pool pemain LoL sendiri yang memang sudah kalah jauh.

Akan tetapi, dengan optimis ia menambahkan bahwa perkembangan pemain LoL di Indonesia sendiri cukup pesat dan Garena Indonesia memiliki pendekatan untuk mengembangkan ranah esports yang berbeda dari negara tetangga.

Kenny mengakui sendiri kalau menurutnya hingga awal tahun 2016 ini, belum ada tim LoL yang benar-benar berjalan sebagai suatu organisasi dengan manajemen yang baik. Namun semakin ke sini, beberapa tim mulai terlihat serius dalam menjalankan organisasinya seperti Revival Esports, Pondok Gaming, dan Fortius misalnya. Kita mungkin akan melihat lebih banyak tahun depan.

the-chupper-indonesian-all-star-league-of-legends-trophy-lgs

Perihal ketidakberuntungan tim Indonesia setiap bertanding di GPL, menurut Kenny itu hanya masalah waktu saja. Menurutnya, negara tetangga memfokuskan untuk memperkuat satu tim saja, namun Garena Indonesia ingin terus mengembangkan seluruh pemain LGS secara merata.

“Jika di Malaysia, Thailand, dan Vietnam masing-masing memiliki satu tim kuat, yaitu Kuala Lumpur Hunters, Bangkok Titans, dan Saigon Jokers, di Indonesia kita punya banyak tim yang berpotensi menjadi kuat. Karena competitiveness yang lebih besar, menurut saya tinggal menunggu waktu saja untuk catch up asalkan kita tetap konsisten,” jelas Kenny.

Artikel Terkait

Tags:
Wawancara