Korea Selatan berada di grup yang cukup berat yaitu grup A bersama dengan Cina, Vietnam, dan Kazakhstan. Namun itu jelas tidak membuat mereka gentar. Dalam fase grup dengan format double round robin best of one, tim Korea Selatan mendapatkan hasil sempurna alias tidak pernah kalah sekalipun. Sementara itu Cina menyusul di peringkat kedua setelah hanya kalah dari Korea Selatan.

Sementara di grup B tim Indonesia harus bermain menghadapi Cina Taipei, Pakistan, dan Arab Saudi. Di atas kertas, Whynuts dan kawan-kawan masih bisa mengincar peringkat kedua grup di bawah Cina Taipei dan lolos dari fase grup. Namun pada akhirnya mereka malah mengakhiri fase grup tanpa pernah menang satu kalipun. Cina Taipei keluar sebagai juara grup dengan hasil sempurna, sementara Arab Saudi menyusul di peringkat kedua.

Babak playoff mempertemukan Korea Selatan menghadapi Arab Saudi, lalu Cina menghadapi Cina Taipei.

Menghadapi Arab Saudi, Korea Selatan tidak menemukan masalah berarti dan maju ke babak final dengan skor 2-0. Sementara itu Cina mendapatkan perlawanan yang cukup sengit dari Cina Taipei. Namun pada akhirnya mereka menang dengan skor 2-1 dan sekali lagi bertemu dengan Korea Selatan di babak final.

Babak final berlangsung cukup ketat. Cina berhasil merebut game pertama berkat penampilan gemilang dari Uzi, tapi Korea Selatan membalas dengan permainan yang rapi dan performa yang solid dari Faker. Namun memasuki game ketiga, Cina sepertinya sudah bisa memahami gaya permainan Korea Selatan dan satu game lagi untuk mendapatkan medali emas.

Pada game keempat, pertandingan cukup berimbang. Namun beberapa pick-off di berbagai lane membuat Cina berhasil mengamankan Baron dan merebut inisiatif. Seiring waktu Korea Selatan dikurung di base mereka sendiri, dan setelah beberapa pick-off lagi, Cina berhasil mengamankan pertandingan dan merebut medali emas.

Ini merupakan medali emas pertama untuk Cina di eksibis esports Asian Games 2018. Sebelumnya, mereka juga keluar sebagai juara di cabang Arena of Valor.