Warna adalah bahasa universal yang kita gunakan sehari-hari. Banyak sekali informasi yang diberikan melalui warna. Bahkan warna bisa memerintah kita untuk maju atau berhenti ketika tiga warna (merah, kuning, hijau) digunakan di lampu merah.
Warna merah dipercaya memiliki spektrum yang paling jauh sehingga mudah ditangkap mata. Begitupun dengan warna kuning. Sementara warna hijau memiliki spektrum warna yang cukup pendek sehingga sulit ditangkap dari jarak yang jauh.
Pada sisi desain, teori warna atau color theory adalah pedoman yang digunakan oleh desainer untuk menyampaikan pesan kepada pengguna melalui warna.
Secara umum, warna memang bisa dilihat dari persepsi masing-masing orang. Ada yang menyukai warna tertentu atau bahkan tidak menyukainya.Namun, hal yang tidak disadari oleh entrepreneur adalah bahwa warna memiliki peran penting dalam membangun brand atau kesan tertentu.
Game adalah salah satu media yang memanfaatkan teori warna ini untuk berbagai hal sekaligus. Beberapa di antaranya bisa kamu simak di bawah ini.
Warna sebagai penggambaran emosi
Warna adalah salah satu alat untuk menggambarkan emosi yang dimunculkan di dalam game. Para game developer kerap melakukan grading untuk mengganti satu warna secara keseluruhan, menimbulkan emosi yang berbeda-beda dalam prosesnya.
Terkadang perubahan warna juga digunakan untuk mengurangi emotional impact yang ditimbulkan dalam sebuah adegan. Mengganti warna darah dengan warna hijau adalah salah satu cara untuk mengurangi tingkat kekerasan sebuah game.
Warna sebagai branding
Dalam mendesain sebuah game atau karakter, para game developer menggunakan warna-warna khusus yang nantinya menjadi branding bagi mereka. Penggunaan warna-warna ini menjadikan sebuah warna identik dengan karakter tertentu. Seperti misalnya merah dengan Mario, hijau dengan Luigi, dan biru dengan Sonic.
Branding warna ini juga mengikuti tren penggunaan warna dominan dalam sebuah game. Tren ini terus bergeser setiap tahunnya, sehingga jangan heran kalau kamu sering menemukan game dengan nuansa warna yang sama di tahun yang sama juga.
Warna sebagai hirarki
Kalau kamu pernah bermain Mirror Edge, pasti kamu paham betul dengan bagian ini. Ya, warna bisa digunakan oleh game developer sebagai sebuah hirarki di dalam game. Objek yang tidak memiliki warna berarti hanya bisa dilewati, sementara objek yang memiliki warna lain bisa diajak berinteraksi.
Warna sebagai hirarki ini juga kerap digunakan oleh game developer sebagai penunjuk bagian atau wilayah mana yang bisa dilewati tanpa memberikan petunjuk secara langsung. Game-game adventure biasanya menggunakan metode ini di bagian puzzle mereka.
Warna sebagai progres
Bila kamu bermain game-game action adventure atau hack and slash, pasti kamu sadar kalau beberapa stage akhir memiliki warna yang lebih gelap daripada stage-stage awal. Warna tersebut sengaja digunakan untuk membuat pemainnya merasakan adanya kemajuan di dalam game.
Semakin lama kamu bermain, semakin dalam wilayah yang dilalui, semakin gelap suasana di sekitarmu.
Warna sebagai identitas
Masih ingat dengan lampu merah yang sempat kami bahas di bagian awal tersebut? Ternyata identitas lampu merah tersebut juga kerap digunakan oleh developer game. Bedanya warna merah terkadang diidentifikasikan sebagai damage, danger, objective, dan seterusnya. Hijau sebagai healing, safe, ally, dan sebagainya. Biru sebagai warna magic, water, mana, lightning, dan sebagainya.
Warna sebagai identitas juga kerap digunakan untuk menggambarkan betapa langkanya sebuah barang di dalam game. Mulai dari putih atau abu-abu sebagai barang paling common atau biasa, hingga ke purple atau metallic sebagai barang paling rare.
Warna juga kerap digunakan sebagai pembeda antara unit musuh dan teman. Teman satu tim biasanya menggunakan outline berwarna biru atau tidak berwarna, sementara musuh akan menggunakan outline berwarna merah.
Identitas ini juga bisa digunakan untuk menggambarkan sebuah lokasi. Dengan lokasi yang dominan berwarna kuning, kita pasti merasa kalau lokasi tersebut berada di padang pasir. Begitupun dengan warna hijau yang mengingatkan kita pada padang rumput atau hutan.
Warna sebagai gameplay
Yak, ada beberapa developer yang menggunakan warna sebagai gameplay utama atau tambahan di dalam game. Hue dan Specimen, adalah salah satu contoh penggunaan warna sebagai gameplay utama. Sementara sistem dye di dalam game, adalah contoh gameplay tambahan yang memanfaatkan warna.
Warna sebagai variasi konten
Kenal Ryu, Ken, Scorpion, Reptile, Sub-Zero? Kalau kenal, maka kamu sebenarnya sudah kenal bagian ini. Ya, warna bisa juga digunakan untuk menambah variasi konten tanpa harus membuat ulang sebuah model karakter.
Metode ini kerap digunakan di masa lalu ketika media penyimpanan masih sangat terbatas sehingga developer game harus pintar-pintar menciptakan karakter baru tanpa menambah ukuran file game. Hasilnya adalah color swap untuk beberapa karakter berbeda dengan model yang sama.