3 Alasan Mengapa Fighting Game Adalah Cabang Esports Yang Sangat Menarik Untuk Ditonton
article-banner
3 Alasan Mengapa Fighting Game Adalah Cabang Esports Yang Sangat Menarik Untuk Ditonton
Yasser Paragian
Feb 19,2020
share
like

Seumur hidup, saya hampir tidak pernah bermain game fighting seperti seri Street Fighter atau Tekken. Satu-satunya yang pernah dan kebetulan saat ini saya mainkan adalah Super Smash Bros. Ultimate di Nintendo Switch, tapi saya tidak pernah jago dan tidak punya waktu untuk punya level yang siap memenangkan turnamen. It’s fun, tapi kalaupun suatu saat Indonesia punya scene esports untuk Smash, saya yakin tidak akan pernah ikut untuk menang atau mungkin lebih memilih untuk menonton saja.

Tapi meskipun tidak pernah bermain dengan serius atau bahkan sama sekali, saya sangat suka menyaksikan turnamen esports game fighting. Saya tidak akan sengaja mencari dan mencatat jadwal turnamen Capcom Tour atau Tekken World Tour tiap bulannya, tapi jika di waktu senggang saya melihat ada turnamen fighting game sedang disiarkan di Twitch, saya akan menyempatkan waktu untuk melihatnya.

Kamu mungkin suka menyaksikan genre esports lain seperti MOBA atau FPS. Tapi satu hal yang ingin saya sampaikan di artikel ini adalah, fighting game merupakan salah satu cabang esports yang paling menarik untuk disaksikan, bahkan untuk orang awam sekalipun.

Bisa Ditonton, Dipahami, Dan Dinikmati Oleh Siapa Saja

fgc-sebagai-spectator-sports-tekken-7

Salah satu masalah yang membuat esports sulit menarik perhatian orang awam adalah aksesibilitas dalam pengalaman menonton. Ini karena dalam kebanyakan game esports, penonton kadang perlu pengetahuan tentang game tersebut sebelum bisa memahami apa yang terjadi.

MOBA misalnya, sangat sulit dipahami oleh orang awam karena efek-efek tiap spell karakternya yang bombastis. FPS berbasis militer mungkin jauh lebih lebih mudah dipahami karena melibatkan senjata api di dunia nyata. Tapi kadang kamu harus mengikuti banyak hal yang terus bergerak di saat yang sama.

Dibanding genre lain, fighting game adalah yang paling gampang diikuti oleh siapa saja. Dari segi camera work, di layar kamu akan selalu melihat semua hal yang perlu kamu lihat, yaitu dua karakter yang bertanding.

fgc-sebagai-spectator-sports-sfv

Lalu dari segi action, fighting game juga menarik dan dipahami oleh semua orang di semua level. Untuk orang paling awam, kamu harusnya memahami “A menghajar B”. Kamu bisa melihat siapa yang unggul dengan melihat life bar di atas layar. Bahkan memahami gaya bermain tiap karakter pun cukup mudah untuk orang awam. Dengan melihat bentuk badan dan postur tubuh saja, kamu harusnya tahu bahwa Zangief lebih suka membanting lawannya, sementara Cammy punya gerakan yang lincah.

Tapi karena sangat mudah dipahami di level awam, bukan berarti fighting game tidak punya kompleksitas. Mereka yang expert melihat keseruan game fighting dari cara para pemain mengeksekusi gerakan karakter yang terkait dengan frame data dan resource management. Itu berarti fighting game selalu bisa disaksikan dan dipahami oleh siapa saja, meskipun mungkin di level kerumitan yang berbeda. Mereka yang awam paham dengan interaksi baku hantam yang terjadi, sementara yang punya pengalaman melihatnya di level yang lebih dalam. Lalu jika sesuatu yang luar biasa terjadi misalnya come back atau eksekusi combo yang sangat sulit, siapapun bisa bersorak dan/atau berdecak kagum.

Berlangsung Cepat, Selesai Dengan Cepat

Satu lagi kelebihan fighting game sebagai esports untuk penonton adalah durasi pertandingan yang relatif cepat. Satu game Street Fighter misalnya, berlangsung paling banyak tiga ronde yang masing-masing berdurasi paling lama 100 detik. Artinya satu game berdurasi paling lama 300 detik. Jika satu partai dimainkan dengan format best of five, satu partai akan berlangsung paling lama 1500 detik atau kurang lebih 25 menit. Itu dalam kondisi semua game dimainkan hingga timer-nya habis, sesuatu yang tidak selalu terjadi di game fighting. Jika kamu melihat video di atas, final EVO Japan 2020 lalu memainkan tujuh game dalam total waktu 22 menit, itu sudah termasuk downtime seperti character select dan waktu meramu strategi di sela-sela tiap game.

Dibandingkan dengan game genre lain yang durasinya lebih lama, menyaksikan satu partai fighting game tidak memakan waktu lama. Tiap ronde juga berlangsung singkat, dan selama durasi tersebut kamu akan selalu disuguhi action seru dengan downtime yang sangat minim. Tidak ada fase farming atau setup yang mungkin memboskan. All action selama pertandingan berlangsung.

Dengan durasi pertandingan yang sangat singkat, fighting game bisa memberikanmu hiburan yang lengkap tanpa harus memakan waktu lama. Ditambah dengan mudahnya memahami pertandingan fighting game, kamu dijamin mendapatkan hiburan yang seru.

Drama!

Dengan perkembangannya yang makin pesat, esports mulai mengarah ke industri yang profesional. Artinya pemain dan tim yang tergabung dalam organisasi esports biasanya harus menjaga perilaku mereka terutama ketika berinteraksi dengan pemain lain di dalam dan luar game.

Tapi tidak seperti cabang esports lain, scene fighting game masih bersifat grassroot dan pemain yang masih bermain bahkan hingga puluhan tahun. Ini membuat berbagai interaksi antar pemain bisa terjadi, mulai dari rivalitas yang panjang, trash talk antar pemain, pemain yang dibenci banyak orang atau dicap sebagai villain, dan masih banyak lagi.

Saya rasa tidak berlebihan jika panggung turnamen FGC sedikit mirip dengan panggung teater atau drama, terutama di turnamen besar. Dua pemain yang ada di atas panggung adalah karakter dalam drama tersebut. Masing-masing punya “bisnis” yang belum terselesaikan satu sama lain. “Bisnis” tersebut mungkin sehat dan masih bersahabat, tapi mungkin tidak. Keduanya naik ke atas panggung untuk menyelesaikannya tapi tidak dengan baku hantam di dunia nyata, melainkan di dalam permainan.


Saya sama sekali tidak pernah mengikuti turnamen untuk game fighting di level apapun selain Smash. Tapi tanpa bermain, entah sejak kapan saya selalu tertarik menonton turnamen fighting game, terutama turnamen besar seperti EVO, Capcom Tour, atau Tekken World Tour. Entah sejak kapan juga saya jadi mengenali banyak pemain topnya, bahkan kadang sampai hubungan dan sejarah pemain tersebut. Karena mengutip ucapan Tokido di EVO 2017, “fighting game is something so great” tidak hanya untuk pemain veteran, tapi juga untuk semua orang bahkan penonton.

Artikel Terkait

Tags: