Melihat Kembali Perjalanan Na’Vi Dota 2, Dari Powerhouse Sampai Terpuruk
article-banner
Melihat Kembali Perjalanan Na’Vi Dota 2, Dari Powerhouse Sampai Terpuruk
Yasser Paragian
Jul 03,2018
share
like

Empat tahun terakhir adalah masa yang cukup buruk bagi tim Dota 2 Na’Vi. Dua tahun berturut-turut, salah satu tim Dota 2 paling populer dari CIS ini absen dari The International 2018. Kali ini, setelah diberi dua kesempatan, mereka bahkan tidak berhasil lolos dari kualifikasi terbuka The International 2018.

Hasil ini memperparah keterpurukan Na’Vi yang sejak musim 2014-2015 tidak pernah mendapatkan gelar yang signifikan di turnamen besar. Roster terus diganti demi performa yang lebih baik, tapi tidak ada yang membuahkan hasil yang konsisten.

Dalam artikel ini kami akan membahas kisah perjalanan Na’Vi di ranah kompetitif Dota 2, mulai dari bagaimana mereka menjadi tim powerhouse di era awal hingga akhirnya terpuruk seperti sekarang ini.

Juara The International Pertama dan Fan Favorite

perjalanan-tim-dota-2-navi-1

Sebelum masuk ke Dota 2, Na’Vi adalah tim yang cukup kuat di ranah Warcraft Dota, terutama di regional barat. Pamor mereka di Dota 2 naik sejak turnamen The International pertama di tahun 2011, di mana mereka keluar sebagai juara dengan mengalahkan tim terkuat Cina yaitu EHOME.

Selepas The International 2011, Na’Vi mengubah roster mengganti Artstyle dengan Ars-Art. Ini sama sekali tidak menurunkan momentum mereka, karena sepanjang musim 2011-2012 mereka terus menjuarai berbagai turnamen dan menjadi tim paling populer di Dota 2 saat itu.

Gaya permainan Na’Vi sepanjang The International 2012 yang agresif dan tidak kenal takut juga mampu memikat penonton. Melalui performa yang solid dan menghibur, mereka berhasil mengimbangi tim-tim kuat Cina dan mencapai grand final menghadapi Invictus gaming.

Pada akhirnya Na’Vi harus mengaku kalah dari Invictus Gaming dan harus puas dengan juara dua. Namun performa spektakuler dan momen The Play yang mereka ciptakan memantapkan posisi mereka sebagai tim barat terkuat dan terpopuler saat itu. Posisi Na’Vi di puncak masih tidak tersaingi di barat sepanjang musim.

Memasuki musim 2012-2013, Na’Vi kembali mengganti roster mereka. Funn1k masuk menggantikan LightOfHeaven, lalu Kuroky masuk menggantikan Ars-Art.

Na’Vi masih menjalani musim 2012-2013 dengan performa yang cukup memuaskan. Namun kali ini, mereka tidak sendirian berdiri di puncak. Beberapa tim seperti Team Empire dan Fnatic mulai muncul dengan roster yang cukup kuat. Meskipun begitu, pesaing terkuat mereka di barat jelas No Tidehunter yang kemudian berganti nama menjadi Alliance yang dengan cepat mendominasi.

Na’Vi akhirnya harus mengaku kalah dari Alliance di babak final yang berlangsung spektakuler. Meskipun begitu, konsistensi Na’Vi yang bisa terus mencapai final The International tiga tahun berturut-turut membuktikan kemampuan mereka di peta kekuatan Dota 2.

Masa-masa Suram

Na’Vi mempertahankan roster mereka memasuki musim 2013-2014. Saat Alliance mulai mengalami penurunan dalam hal performa, Na’Vi tetap konsisten menjuarai beberapa turnamen, paling tidak sampai Evil Geniuses mengumumkan roster mereka dan mendominasi scene Dota 2 di barat.

Masuk The International 2014, performa Na’Vi tidak mentereng seperti sebelumnya dan harus puas finish di peringkat delapan besar. Ini merupakan pertama kalinya Na’Vi absen dari final The International. Akibatnya, Na’Vi dipaksa harus mengubah roster. Kuroky memutuskan untuk keluar dari tim. Lalu Puppey yang sudah memimpin tim ini selama tiga tahun juga dilepas.

Sejak musim ini, Na’Vi mulai memasuki masa suramnya.

Roster terus berganti tiap musim bahkan di tengah musim. Semua sudah dicoba, mulai dari merekrut pemain muda sampai sekali lagi mencoba pemain di luar regional CIS. Sayang hasilnya tidak pernah memuaskan. Na’Vi memperoleh empat posisi terbawah di The International 2015 dan 2016. Tahun berikutnya mereka mencoba merekrut pemain dari luar CIS tapi malah gagal lolos dari kualifikasi The International 2017.

perjalanan-tim-dota-2-navi-3

Memasuki musim 2017-2018, Na’Vi kemudian merekrut Rodjer yang tampil gemilang di The International 2017 bersama Team Empire, dan pemain muda Crystallize.

Meskipun belum sempurna, performa Na’Vi mulai membaik. Mereka lolos dari berbagai kualifikasi turnamen Pro Circuit dan sesekali memperoleh posisi empat besar yaitu di Dreamleague Season 8 (Major) dan MDL Macau (Minor). Dalam video setelah kualifikasi The International 2018, CEO Na’Vi HarisPilton juga mengaku ia melihat masa depan yang cerah untuk roster musim ini.

Namun secara mengejutkan roster Dota 2 Na’Vi kembali berubah. Rodjer yang tidak bisa dipungkiri adalah pemain berbakat pindah ke Virtus.Pro dan ditukarkan dengan Lil. Tidak cuma itu, Sonneiko juga keluar dari tim dan kemudian digantikan oleh LeBron.

Perubahaan ini sayangnya malah membuat performa Na’Vi menurun. Meskipun mendapatkan undangan ke beberapa Major dan Minor, selain posisi empat besar di GESC Indonesia, mereka tidak pernah mendapatkan hasil yang memuaskan di Pro Circuit.

Merasa harus melakukan perubahan sebelum kualifikasi The International 2018, Na’Vi mengganti LeBron dengan Velheor. Akibat perubahan itu, mereka mau tidak mau harus memulai kualifikasi The International 2018 dari kualifikasi terbuka.

Risiko tersebut ternyata tidak membuahkan hasil. Dalam dua kesempatan, Na’Vi gagal lolos dari kualifikasi terbuka, hasil yang lebih buruk dari tahun sebelumnya.

Berkaca pada Diri Sendiri

perjalanan-tim-dota-2-navi-4

Dengan empat musim yang tidak pernah memuaskan dan dua kali berturut-turut absen dari The International, semua orang jelas menuntut penjelasan dan tentu saja perubahan.

Terpuruknya Na’Vi sudah menjadi pertanyaan sejak lama. Banyak orang yang mencoba menerka apa yang salah di tim ini. Dalam sebuah wawancara dari Cybersport, kapten Virtus.Pro Solo mengatakan bahwa regional CIS saat ini tidak punya banyak kapten dan pemimpin. “CIS punya banyak pemain berbakat tapi tidak punya pemimpin. Saya rasa regional ini kurang disiplin.”

Meskipun spekulatif, anggapan tersebut juga berlaku untuk Na’Vi mengingat mereka selalu berganti kapten sejak ditinggal oleh Puppey. Namun selain kapten, mereka juga dianggap terlalu sering mengganti pemain (kecuali Dendi) dan tidak memberikan waktu ke roster yang sudah ada. Ini membuat banyak orang menganggap ia mendapatkan perlakuan khusus sehingga tidak bisa dikeluarkan dari tim.

Menanggapi itu, Dendi kemudian merilis pernyataan melalui Twitter menyinggung beberapa hal (terjemahan bahasa Inggris dari Cybersport bisa kamu lihat di sini). Pertama, ia membantah bahwa ia mendapatkan perlakuan atau hak khusus di Na’Vi. Kedua, ia sangat sering menolak pergantian roster, sejak ArsArt hingga terakhir saat LeBron dikeluarkan. Hanya saja anggota tim yang lain setuju untuk mengeluarkan pemain dan ia harus mengikuti keputusan mayoritas.

HarisPilton kemudian mengkonfirmasi pernyataan tersebut. Ia juga menjelaskan bahwa anggota tim selain Dendi menganggap kurangnya skill LeBron sebagai pemain. “Tidak ada yang melihat masalah dari diri mereka sendiri, entah itu tindakan, rasa malas, atau tidak ingin berkompromi [dengan orang lain]. Mereka melihat masalah tim hanya dari skill satu orang pemain,” ujarnya.

Dendi juga sering menyinggung masalah ego yang berujung pada kurangnya rasa percaya terhadap satu sama lain. Ia mengemukakan bahwa salah satu penyebab kegagalan timnya adalah mereka tidak bermain sebagai satu tim yang utuh.

Dendi menyorot masalah ini sebagai penyebab kegagalan Na’Vi di musim ini. Namun bukan tidak mungkin ini sudah terjadi di musim-musim sebelumnya, mengingat mereka sangat sering berganti roster.

Menyambut Era Baru

perjalanan-tim-dota-2-navi-2

Dalam video pernyataan yang sama, HarisPilton mengatakan bahwa ia akan menon-aktifkan tim Dota 2 Na’Vi hingga akhir Agustus. Ia juga mengumumkan rencananya untuk memulai kembali roster Dota 2 Na’Vi. Meskipun belum bisa memberikan detail sama sekali, ia mengakui bahwa besar kemungkinan hanya satu pemain yang bertahan di roster. Artinya tergantung apa yang terjadi nanti, bukan tidak mungkin Dendi akan berpisah dengan Na’Vi.

Apapun keputusannya, semoga saja Na’Vi mampu memulai era baru dan bangkit dari keterpurukan dengan begitu kita bisa benar-benar mengatakan bahwa Na’Vi is back.

Artikel Terkait

Tags:
Na'Vi