Panduan Dota 2: Jenis dan Perbedaan Disable, Part I
article-banner
Panduan Dota 2: Jenis dan Perbedaan Disable, Part I
Yasser Paragian
Des 07,2017
share
like

Dalam Dota 2, kemampuan disable atau crowd control (CC) adalah sebuah aset yang sangat berharga. Bisa membatasi kemampuan lawan baik itu dalam bergerak, menyerang, atau menggunakan skill selama beberapa detik bisa memberikanmu keunggulan yang sangat signifikan dalam melakukan teamfight ataupun gank.

Jenis disable Dota 2 juga ada banyak, dan masing-masing punya interaksi serta cara kerja yang berbeda-beda. Bisa memahaminya akan membuatmu tahu cara mengatasinya dengan mudah (jika memang bisa).

Kali ini, kita akan membahas tujuh jenis disable Dota 2, yaitu stun, sleep, cyclone, root, dan hide/banish. Semuanya bisa membuat lawan tidak bisa mengendalikan karakternya, serta membatalkan channeling seperti menggunakan Teleport Scroll. Namun, masing-masing juga punya sedikit perbedaan.

1. Stun

Stun adalah jenis disable Dota 2 terkuat yang ada di game ini. Lawan yang terkena stun benar-benar tidak bisa melakukan apa-apa, baik itu bergerak, menyerang, sampai menggunakan skill ataupun item. Tidak cuma itu, selama durasi stun, badan hero lawan juga masih ada dalam permainan, membuatnya bisa diserang dengan bebas oleh siapapun.

panduan-dota-2-perbedaan-disable-part1-stun-skill-new

Ada banyak skill yang memberikan efek stun, mulai dari Dragon Tail milik Dragon Night yang hanya untuk satu target sampai Ravage milik Tidehunter yang bisa mengenai banyak lawan sekaligus. Lalu ada juga skill yang memberikan efek mini-stun, alias stun yang sangat singkat. Meskipun memang tidak menahan lawan dalam waktu lama, mini-stun tetap berguna untuk membatalkan channeling atau membantu rekan setim dalam mengejar lawan.

Varian Stun: Shackle

Kalau dilihat dari cara kerjanya, shackle sebenarnya sama persis dengan _stun. Satu-satunya yang berbeda adalah, shackle terikat dengan badan hero yang menggunakannya, dan umumnya bersifat channeling. Jadi, lawan bisa saja membatalkan efek shackle dengan membatalkan channeling penggunanya.

panduan-dota-2-perbedaan-disable-part1-shackle-skill-new

Beberapa contoh skill yang memiliki efek ini antara lain Fiend’s Grip milik Bane, Dismember milik Pudge.

Ada juga beberapa efek shackle yang memberikan efek negatif ke penggunanya, seperti Electric Vortex milik Storm Spirit yang membuatnya bergerak lambat, atau Flaming Lasso milik Batrider yang membuatnya tidak bisa menyerang.

2. Sleep

panduan-dota-2-perbedaan-disable-part1-sleep

Efek sleep juga membuat hero lawan sama sekali tidak bisa bergerak, menyerang, ataupun menggunakan skill dan item. Badan hero tersebut juga masih ada dalam permainan. Hanya saja, kamu tidak bisa begitu saja menyerang hero tersebut.

Di Dota 2, skill yang memiliki efek sleep hanya ada tiga, dan masing-masing punya interaksi yang berbeda.

panduan-dota-2-perbedaan-disable-part1-sleep-skill-new
  • Nightmare milik Bane akan membuat targetnya kebal selama satu detik sebelum mendapatkan efek sleep. Siapapun yang menyerang hero yang terkena sleep (kawan ataupun lawan), akan terkena sleep, sementara hero yang ia serang akan terbangun. Hero yang terkena sleep masih bisa menerima damage dari skill, dan akan terbangun.
  • Echo Stomp milik Elder Titan langsung membuat lawan terkena sleep. Hanya saja, lawan yang terkena sleep bisa diserang oleh pemain lain (bukan creep), dan akan terbangun 0,8 detik kemudian.
  • Song of The Siren milik Naga Siren membuat lawan yang berada di sekitarnya terkena sleep, tapi invulnerable alias kebal dari semua damage.

3. Cyclone

panduan-dota-2-perbedaan-disable-part1-cyclone

Cyclone mengangkat lawan ke atas udara dan membuatnya berputar selama beberapa detik. Ketika terangkat, lawan sama sekali tidak bisa bergerak, menyerang, ataupun menggunakan skill maupun item. Namun, di saat yang sama kamu juga tidak bisa melakukan apa-apa terhadap lawan tersebut.

Meskipun begitu, efek cyclone tetap berguna karena memberikanmu waktu untuk mengambil posisi dalam teamfight ataupun kabur dari kejaran lawan.

Hero yang terkena cyclone bisa diturunkan paksa, tapi hanya dengan skill yang jumlahnya sangat sedikit, yaitu Meat Hook milik Pudge, Fortune’s End milik Oracle, dan Dispel Magic milik Primal Split Storm Aspect dari Brewmaster.

panduan-dota-2-perbedaan-disable-part1-cyclone-skill-new

Hanya ada dua skill yang memberikan efek cyclone, yaitu Tornado milik Invoker dan juga cyclone milik Primal Split Storm Aspect dari Brewmaster. Lalu ada juga item yang memberikan efek cyclone, yaitu Eul’s Scepter of Divinity.

4. Root

Root punya cara kerja yang sedikit berbeda. Lawan yang terkan root tidak bisa bergerak dari tempatnya, dan tidak bisa menggunakan skill berpindah tempat seperti Blink atau yang serupa. Namun, hero yang terkena root masih bisa memutar badan sesuka hati serta menyerang, menggunakan dan skill serta item lainnya.

Root juga hanya membatalkan channeling di saat lawan tersebut terkena efek root, dan bisa memulai channeling meskipun masih “diikat”. Beberapa skill dengan efek root juga bisa membuat hero lawan tidak bisa menyerang (disarm), namun efek itu berasal dari skill yang digunakan, bukan dari mekanik root.

panduan-dota-2-perbedaan-disable-part1-root-skill-new

Beberapa contoh skill yang memiliki efek root antara lain Ensnare milik Naga Siren, Overgrowth milik Treant Protector, dan Searing Chains milik Ember Spirit. Untuk item, hanya ada satu yang bisa memberikan efek root ke hero, yaitu Rod of Atos.

5. Hide/Banish

Hide atau banish membuat sebuah hero lenyap dari permainan, otomatis membuatnya tidak bisa bergerak, menyerang, atau menggunakan skill dan item. Selama lenyap, hero tersebut juga tidak bisa diserang, mirip dengan cara kerja cyclone.

Bedanya dengan cyclone adalah, efek banish sama sekali tidak bisa hilangkan secara paksa. Jadi kamu benar-benar harus menunggu sampai hero itu muncul kembali.

panduan-dota-2-perbedaan-disable-part1-banish-skill-new

Ada banyak skill yang memberikan banish ke diri sendiri, seperti Phase Shift milik Puck dan juga Snowball milik Tusk. Namun hanya ada dua skill yang memberikan banish ke lawan, yaitu Disruption milik Shadow Demon dan juga Astral Imprisonment milik Outworld Devourer.

6. Fear

Fear tidak menahan lawanmu di satu tempat. Lawan yang terkena fear akan bergerak ke arah base mereka. Selama durasi fear ini, lawan sama sekali tidak bisa mengendalikan gerakan atau menggunakan item.

Fear sering digunakan sebagai alat untuk disengage atau memecah inisiasi dan posisi lawan, mengusir lawan yang mengejar, dan keperluan defensif lainnya. Namun dengan kombinasi dan situasi yang tepat, beberapa skill dengan efek fear juga bisa menjadi alat inisiasi yang oke.

panduan-dota-2-perbedaan-disable-part1-fear-skill

Hingga saat ini hanya ada tiga skill yang memiliki efek fear, yaitu Savage Roar milik Lone Druid, Terrorize milik Dark Willow, dan Scream of Pain milik Queen of Pain jika ia mengambil Talent yang sesuai di level 25.

7. Taunt

Kebalikan dari fear yang mengusir lawan, taunt memaksa lawan menyerang ke target tertentu. Namun mereka tetap tidak bisa hal lain selain menyerang target tersebut sampai durasi taunt habis. Selagi sibuk menyerang targetnya, lawan tersebut umumnya tetap bisa diserang oleh anggota tim kamu yang lain.

panduan-dota-2-perbedaan-disable-part1-taunt-skill

Taunt lebih sering digunakan sebagai alat inisiasi atau membalas inisiasi lawan. Beberapa contoh taunt antara lain Berserker’s Call milik Axe, Duel milik Legion Commander, dan Winter’s Curse milik Winter Wyvern.

Baca juga jenis dan perbedaan disable Dota 2 yang lainnya

Artikel Terkait

Tags:
Panduan Dota 2