BOOM ID benar-benar memantapkan posisinya sebagai tim Dota 2 terbaik di Indonesia saat ini. Selain memimpin klasemen IPGL serta lolos ke kualifikasi regional Starladder i-League Invitational 3, mereka juga menjuarai ASUS ROG-Masters Indonesia.
Prestasi tersebut juga mereka raih tanpa pernah kalah sekalipun sepanjang turnamen, mulai dari fase pre-final hingga babak final tanggal 17 September 2017 lalu. Dengan ini mereka berhak mengantongi hadiah uang Rp50 juta serta tiket ke kualifikasi ASUS ROG-Masters APAC di Filipina nanti.
Fase final yang terjadi tanggal 16 dan 17 September lalu juga memperlihatkan pertandingan yang seru yang sayang kamu lewatkan.
Semifinal 1: BOOM ID vs Underground Infinite (UG)
Pada game pertama, kedua tim fokus pada early roaming untuk memberikan space serta keunggulan ke carry mereka. Namun Jhocam yang menggunakan Spirit Breaker lebih sukses mengemban tugasnya.
Setelah beberapa kill penting di early game, BOOM mulai gencar melakukan push dan merebut map control dengan cepat. Lalu dengan mobilitas Spirit Breaker, Ember Spirit, dan Nature’s Prophet, mereka dengan mudah menghabisi UG di beberapa team fight dan mengakhiri game pertama hanya dalam waktu dua menit.
Pada game kedua, UG memainkan aggro trilane menggunakan Monkey King untuk menekan Lycan dari BOOM. Namun BOOM berusaha menghindari itu dengan beberapa kali melakukan lane swap.
Setelah beberapa kali lane swap serta bertukar kill di side lane, pertandingan berjalan seimbang. Namun setelah memenangkan dua team fight penting di mid game, BOOM memperoleh momentum dan berhasil mendapatkan satu barrack di mid. UG mencoba melawan dan beberapa kali memenangkan team fight. Namun BOOM terus menerus melakukan push dan mendapatkan mega creep yang akhirnya tidak bisa dibendung oleh UG.
Semifinal 2: Rex Regum Qeon vs EVOS Esports
Pada game pertama, RRQ dengan pede mengambil duet mid Lich dan Anti-Mage di dua pick awal mereka. EVOS mencoba menghadapi itu dengan lane yang tidak kalah kuat menggunakan Io dan Venomancer di mid. Tidak cuma itu, Venomancer sendiri juga menggunakan Hand of Midas dan Boots of Travel untuk mengimbangi farm dari Anti-Mage nantinya.
Namun pilihan tersebut sepertinya tidak terlalu efektif. Meskipun tetap bisa mengimbangi kekuatan lineup dari RRQ, sebuah upaya gank yang gagal di belakang Roshan Pit membuat EVOS harus kehilangan tiga pemain. Dari situ RRQ kemudian mengambil Roshan dan sepenuhnya menguasai permainan. Dengan Anti-Mage yang sudah tidak bisa dibendung, EVOS harus mengakui kekalahan setelah 45 menit.
EVOS kemudian mengubah permainan di game kedua. Dengan Death Prophet dan Shadow Shaman, mereka mengincar mid game push yang disokong oleh Slark dan Tidehunter di garis depan. Sementara itu RRQ lebih fokus ke team fight dengan Dark Seer plus empat hero yang memiliki AoE damage.
Rotasi Facehugger yang menggunakan Death Prophet di mid game mampu memberikan keunggulan awal untuk EVOS. Sepanjang permainan, RRQ tidak pernah punya kesempatan melakukan push. Baru di menit 50 RRQ yang membakar dua buyback bisa mengambil tier 3 tower mid dan memaksa EVOS melakukan buyback.
Pertandingan ini pada akhirnya ditentukan dari siapa yang bisa memaksimalkan cooldown atau ultimate mereka dengan baik. Namun berkat hero core yang lebih sustainable dan permainan yang apik, EVOS berhasil memaksa RRQ membuat ultimate penting mereka di momen krusial. Setelah memaksa Sven melakukan buyback, EVOS kemudian berhasil membunuh hero tersebut sekali lagi dan memenangkan pertandingan.
Pada game ketiga, EVOS menggunakan Ursa bersama dengan Death Prophet dan Silencer. Sayangnya, lineup yang bisa melakukan snowball di mid game ini kemudian dihadapkan dengan last pick Phantom Lancer.
Sembilan menit pertandingan berjalan, EVOS mencoba menjalankan strategi mereka. Pada menit 14 mereka berhasil membunuh empat pemain RRQ serta tier 1 tower top, lalu diikuti dengan dua kill serta tier 2 mid dua menit kemudian. Namun mereka tetap gagal melakukan snowball yang signifikan.
EVOS berusaha memanfaatkan apapun yang mereka peroleh di menit 24 dengan melakukan push ke tier 3 top. Namun di saat yang sama Phantom Lancer dari ilLogic juga melakukan split push ke tier 3 bot milik EVOS. Phantom Lancer berhasil mendapatkan tier 3 dan range barrack, sedangkan EVOS hanya bisa mendapatkan tier 3 namun dibayar dengan nyawa lima pemain dan satu buyback. Sejak itu, EVOS langsung tertinggal jauh.
Minimnya AoE damage instan serta crowd control membuat EVOS mulai kewalahan menghadapi Phantom Lancer. Setelah bermain 34 menit, EVOS akhirnya tidak bisa membendung kekuatan RRQ dan harus gugur di babak semifinal.
Final: BOOM ID vs Rex Regum Qeon
Pada game pertama, BOOM menumpukan nasib mereka pada Sven dengan aktif membuat space sepanjang early dan mid game. RRQ berusaha menghadapi itu dengan magic damage yang tinggi dari Necrophos, Ember Spirit, dan Sand King.
Kedua tim bergantian memenangkan team fight selama 30 menit. Barulah di menit 33, BOOM berhasil memenangkan team fight yang memungkinkan mereka mengambil mid barrack dan shrine dua menit kemudian. RRQ mencoba membalas, melakukan wipe terhadap BOOM kemudian mengambil Roshan dan Aegis. Namun Aegis itu tidak bertahan lama dan BOOM balik melakukan wipe. Lalu di menit 45, berkat tiga pick off, BOOM bisa dengan mudah menghancurkan base RRQ dan memenangkan game pertama.
Pada game ketiga, RRQ mengambil risiko besar dengan menggunakan Monkey King sebagai carry. Sejak awal permainan, risiko tersebut ternyata tidak terbayar. Hanya dalam enam menit, Monkey King di safe lane mati tiga kali di tangan offlane dan support BOOM. Sementara itu dua core BOOM dengan mudah memenangkan lane mereka sendirian.
Hanya dalam waktu 21 menit, BOOM berhasil mendapatkan keunggulan net worth hingga 11 ribu gold. Dalam waktu singkat, BOOM kemudian merontokkan pertahanan RRQ sedikit demi sedikit sebelum akhirnya memenangkan pertandingan dan keluar sebagai juara.