Dota 2 merupakan MOBA memiliki mekanik yang cukup kompleks. Hal ini membuat game ini mempunyai tantangan tersendiri untuk menguasainya. Tentu saja, banyak pemain Dota 2 yang ingin menjadi pemain berbakat di game keluaran Valve ini.
Tidak hanya berbakat, beberapa pemain bahkan mempunyai cita-cita menjadi pemain profesional dan bertanding bersama tim-tim kuat di seluruh dunia. Namun, ternyata tidak banyak pemain Dota 2 baru potensial baik yang ingin menjadi profesional maupun yang baru mencoba Dota 2.
Mengenai hal ini, mantan pemain profesional Dota 2 Indonesia, Aville, membagikan alasan kenapa kurangnya regenerasi pemain Dota 2 di Indonesia. Menurutnya, pelannya regenerasi pemain tidak hanya terjadi di Indonesia, namun juga di Asia Tenggara dan bahkan seluruh dunia. Sampai saat ini, hanya region China yang masih rajin menemukan pemain baru yang kuat karena ekosistem yang ada di Negeri Tirai Bambu tersebut.
Kurangnya regenerasi ini diakibatkan beberapa hal seperti tidak cocoknya seorang pemain dalam tim baik dari segi sikap, pola pikir dan hal lain. Tidak hanya itu, menurut Aville, Dota 2 bukanlah game yang ramah untuk pemain baru.
“(Dota 2) bisa dibilang bukan newbie friendly-lah. Buat bisa main aja, Dota itu butuh banyak hal yang bisa dipelajari dan harus dikuasai, baru kalian bisa dibilang bisa main. Gap antara pemain yang antara newbie ke yang jago dan ke yang jago banget itu menurut gue beda banget,” ungkapnya melalui video yang ia rilis di channel YouTube resminya.
Tentu saja, pernyataan dari Aville ini merupakan rahasia umum bagi para pemain Dota 2 terutama yang telah veteran. Banyak hal yang membuat pemain-pemain Dota 2 tidak dapat beregenerasi lebih lanjut yang akhirnya membuat Dota 2 menjadi game yang perlahan-lahan ditinggalkan. Bagaimana menurut kalian?