Hari puncak The International 10 (TI10) menjadi momen luar biasa bagi Team Spirit. Usai memenangkan duel di lower bracket atas Team Secret, Team Spirit sukses mengalahkan tim favorit turnamen PSG.LGD 3-2 di grand final pada Minggu 17 Oktober 2021. Setelah sembilan musim, Aegis pun kembali ke wilayah CIS sejak NaVi memenangkan The International TI1 pada tahun 2011.
Keberhasilan Team Spirit maju ke grand final lagi-lagi ibarat dongeng Cinderalla. Mereka lolos ke TI10 melalui kualifikasi, lalu hasil yang pas-pasan di group stage. Meski akhirnya berhasil masuk ke upper bracket babak playoffs, mereka langsung turun ke lower bracket setelah kalah dari Invictus Gaming di babak pertama. Namun, siapa sangka Team Spirit kemudian memenangkan semua laga hingga merebut gelar juara TI10.
Tampil di grand final dengan status underdog, Team Spirit justru memperagakan permainan taktis dan efektif. Hasilnya, mereka berhasil mencuri momentum dan unggul dua game. PSG.LGD berhasil bangkit dan menyamakan kedudukan sebelum Team Spirit merebut kemenangan di ronde pamungkas.
Rekap Pertandingan PSG.LGD vs Team Spirit
Bermain dengan Ursa dan Pangolier sebagai core utama tanpa Magnus untuk mem-buff mereka. PSG.LGD mengatur waktu untuk mengendalikan permainan dan mencoba untuk menyelesaikan permainan lebih awal sebelum Naga Siren dari Team Spirit sudah mendapatkan semua item yang dibutuhkan. Tetapi Team Spirit tidak membiarkan hal itu terjadi, dan pada kenyataannya, mendapatkan Roshan kedua dan meng-denied Aghanim’s Shard milik Ursa Wang “Ame” Chunyu yang sangat diperlukan. Illya “Yatoro” Mulyarchuk lantas menyerbu dengan Naga Siren untuk membawa Team Spirit unggul 1-0.
PSG.LGD melepas Magnus untuk game kedua, meskipun Collapse telah menunjukkan di game sebelumnya mengapa itu bukan pilihan yang bijak. Mereka menggunakan strategi Earthshaker-Morphling, dan dengan semua kartu di atas meja, dilawan oleh barisan yang lebih cepat. Luna Yatoro selalu di depan Morphling Ame. Pada saat strat Morph-Shaker jadi, PSG.LGD sudah jauh tertinggal. Zhang “Faith_Bian” Ruida mencoba untuk menunda permainan dengan Nature Prophet, tetapi itu hanya menunda hal yang tak terhindarkan.
Untuk ketiga kalinya secara berturut-turut, PSG.LGD melepas Magnus, namun kali ini mereka memilih Rubick sebagai counter. PSG.LGD mengambil Tinker untuk Cheng Jin “NothingToSay” Xiang sebagai pick terakhir membuat Team Spirit tidak memiliki counter untuk itu. Mengandalkan strategi global Spectre dan Tinker, PSG.LGD mengambil alih permainan. Mereka meluangkan waktu untuk menyelesaikannya dan membiarkan tim lawan melakukan kesalahan. XinQ dengan Io menjadi faktor kunci dan Rubick membuat Team Spirit tak berkutik. Unggul dalam beberapa team fight, PSG.LGD berhasil mengejar kedudukan 2-1!
Team Spirit mencoba meniru dominasi Spectre PSG.LGD di game keempat. Tetapi itu membuat mereka rentan terhadap draft snowball di early game. Team Spirit mencoba menutup kekurangan di awal permainan dengan memilih Templar Assassin untuk Alexander “TORONTOTOKYO” Khertek namun gagal sehingga PSG.LGD semakin dominan. Game keempat pun menjadi game tercepat, PSG.LGD menghancurkan Ancient di menit 25.
Kini babak terakhir yang akan menentukan siapa yang menjadi juara. PSG.LGD mendapat momentum setelah dua kemenangan semakin percaya diri dan mampu membaca pola permainan Team Spirit. Mereka telah membuat penyesuaian yang diperlukan untuk meredam permainan lawan. Karenanya, agak mengejutkan ketika Team Spirit melepaskan Tiny, yang langsung diambil oleh Ame.
Ternyata langkah itu sudah diperkirakan dengan baik. Team Spirit lalu pick Winter Wyvern untuk mengawasi Tiny, dan Terrorblade untuk farming. Team Spirit mengatur permainan dengan sempurna, Mereka bertahan sampai Hero mereka mulai growth.
Benar saja, PSG.LGD tidak memiliki jawaban untuk menghadapi team fight karena hero Team Spirit. Pertarungan menegangkan sempat terjadi di Ancient PSG.LGD, di mana mereka bertahan, berkat perlindungan dari backdoor protection, tapi itu hanya berlangsung selama beberapa menit saat. Tidak lama setelah itu Team Spirit mengalahkan Ancient beberapa menit kemudian untuk mengklaim Aegis dan hadiah utama $18,21 Juta.
Sementara PSG.LGD akhirnya harus puas di posisi runner-up. Hasil yang mungkin terasa menyesakkan bagi Ame yang telah tampil di tiga TI dan gagal menjadi juara.
Team Spirit Dengan Status Underdog Yang Berhasil Menjadi Juara
Masih ingatkah kalian di mana Team Spirit sempat mengesalkan mengenai ruang latihan yang terlihat sangat sempit dan tidak nyaman? Selain menjadi salah satu tim yang membeberkan masalah mengenai persiapan TI10, dan kini Team Spirit berhasil menjadi sang juara di TI10.
Harus diakui jika peran dari Collapse dan Yatoro sering kali membuat perubahan yang signifikan, bahkan terlihat statistik jika Yatoro telah memainkan 14 dari 20 Hero Carry di TI10.
Perjalanan Team Spirit memanglah seperti sebuah cerita Cinderella, berawal dari tim yang tidak diprediksi akan menjadi salah satu tim kuat. Namun mereka berhasil mengalahkan tim-tim besar secara satu persatu.